"Ini teknologi sel iPS untuk menggabungkan alel dari dua jantan dalam menghasilkan keturunan jantan dan betina, yaitu bentuk baru reproduksi mamalia."
Dengan menggunakan teknologi sel punca (stem cell), ilmuwan reproduksi di Texas, yang dipimpin oleh Dr Richard R. Behringer di M.D. Anderson Cancer Center, telah menghasilkan tikus jantan dan betina dari dua ayah.
Hasil penelitian ini dipublikasikan secara online di jurnal Biologi Reproduksi 8 Desember.
Pencapaian keturunan dari dua ayah dalam jenis mamalia ini bisa menjadi langkah menuju pelestarian spesies yang terancam punah, meningkatkan bibit ternak, dan kemajuan teknologi perbantuan reproduksi manusia (ART). Hal ini juga membuka kemungkinan provokatif pasangan sesama jenis untuk memiliki anak mereka sendiri secara genetik, catat para peneliti.
Dalam karya baru ini, tim Behringer memanipulasi fibroblast1 dari janin (XY) tikus jantan untuk menghasilkan barisan sel punca pluripotent terinduksi (iPS)2. Sekitar satu persen koloni sel iPS yang tumbuh dari barisan sel XY ini secara spontan kehilangan kromosom Y, menghasilkan sel XO. Sel XO iPS disuntikkan ke dalam blastokista dari tikus betina pendonor. Blastokista ditransplantasikan ke induk pengganti, yang memberi kelahiran chimera3 XO/XX betina yang memiliki satu kromosom X dari fibroblast tikus jantan yang asli.
Chimera betina ini, yang membawa oosit yang berasal dari sel-sel XO, dikawinkan dengan tikus jantan normal. Beberapa keturunan tikus adalah jantan dan betina yang merupakan kontribusi genetik dari dua ayah.
Menurut penulis, “Studi kami memanfaatkan teknologi sel iPS untuk menggabungkan alel dari dua jantan dalam menghasilkan keturunan jantan dan betina, yaitu bentuk baru dari reproduksi mamalia.”
Teknik yang dijelaskan dalam penelitian ini dapat diterapkan pada spesies hewan ternak penting dengan menggabungkan sifat-sifat genetik yang diinginkan dari dua jantan tanpa harus menyilangkan pada betina dengan sifat-sifat beragam.
“Hal ini juga memungkinkan satu jantan bisa menghasilkan oosit dan sperma untuk fertilisasi diri dalam menghasilkan keturunan jantan dan betina,” kata para ilmuwan. Teknik seperti ini dapat bermanfaat untuk melestarikan spesies bila tidak ada betina tetap.
Di masa depan, ini juga memungkinkan untuk menghasilkan oosit manusia dari sel iPS pria secara in vitro4. Digunakan bersama dengan fertilisasi in vitro, ini akan menghilangkan kebutuhan pada chimera XX/XO wanita, meskipun seorang ibu pengganti akan tetap diperlukan untuk membawa kehamilan dua-ayah.
Dengan menggunakan variasi teknik iPS, para peneliti mengatakan bahwa “ini juga memungkinkan untuk menghasilkan sperma dari donor betina dan menghasilkan keturunan jantan dan betina dengan dua ibu.”
Para penulis juga mengingatkan bahwa “generasi sel iPS manusia masih membutuhkan perbaikan yang signifikan sebelum menggunakannya untuk tujuan terapeutik.”
Keterangan:
- ^Fibroblast: suatu sel dalam jaringan ikat yang membuat dan mengeluarkan kolagen (medterms.com).
- ^Sel punca pluripotent terinduksi (iPS): jenis sel punca pluripotent (berpotensi majemuk) artifisial yang berasal dari sel non-pluripotent, biasanya sebuah sel somatik dewasa, dengan menginduksi suatu ekspresi gen tertentu (biotech.about.com).
- ^Chimera: individu yang memiliki dua jenis sel yang berbeda secara genetis (medterms.com).
- ^Fertilisasi in vitro: fertilisasi dalam laboratorium di mana sperma ditempatkan dalam cawan Petri untuk mencapai fertilisasi. Embrio ini kemudian ditransfer ke dalam rahim untuk memulai kehamilan (medterms.com).
sumber:http://www.faktailmiah.com/2010/12/09/ahli-reproduksi-menghasilkan-keturunan-tikus-dari-dua-ayah.html
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Ahli Reproduksi Menghasilkan Keturunan Tikus dari Dua Ayah"
Posting Komentar