ANATOMI BURUNG PERKUTUT


Inilah klasifikasi perkutut dalam kamus besar biologi internasional :

















Dunia : Animal
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
klas : Aves
Subklas : Nearnithes
Ordo : Colombiformes
Famili : Columbidae
Subfamili : Columbidae
Genus : Geopelia
spesies : Geopelia Striata
Nama Inggeris : -Turtledove
-Peacefuldove
- Barred grounddove



B. Ciri-ciri Khusus (morfologi) Hewan

Burung perkutut mempunyai cirri-ciri morfologis :
1) Burung perkutut bertubuh kecil.Panjangnya berkisar antara 20-25 cm.
2) Kepalanya membulat kecil,berwarna abu-abu.
3) Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
4) Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna abu-abu kebiru-biruan.
5) Lehernya agak panjang dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
6) Bulu disekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih.
7) Bulu yang menutupi badan perkutut berwarna kecokelatan.
8) Pada bulu sayap terdapat garis melintang berwarna cokelat tua.
9) Bulu ekornya yang juga berwarna cokelat agak panjang.
10) Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari sebelah kaki adalah 4.
11) Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang.
12) Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.

C. Struktur dan Fungsi Alat Tubuh
Struktur dan fungsi alat tubuh burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti
halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.Berikut adalah
struktur dan fungsi alat
tubuh burung :

1.Penutup tubuh
Penutup tubuh burung perkutut (Geopelia Striata) adalah bulu.
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
· Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
· Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
· Plumae, Bulu yang sempurna.
· Barbae
· Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Susunan plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.

Gambar Struktur Bulu Burung

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
· Tectrices, bulu yang menutupi badan.
· Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
· Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
· remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
· Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
· Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
· Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
· Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)

b) Fungsi bulu

1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
11. Untuk melindungi kulit dari serangga.
12. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

2.Sistem Rangka

a) Struktur rangka

Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut :

· Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
· Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
· Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
· Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
· Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.

Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.

Berikut gambar struktur rangka pada burung (aves) :


b) Fungsi Rangka

Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
· Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
· Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
· Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
· Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
· Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
· Korakoid : Penghubung tulang dada.
· Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
· Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
· Pelvis : Penghubung tulang ekor.
· Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
· Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
· Tulang paha : Untuk persendian.


3. Sistem Pencernaan Makanan
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan kimiawi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
a) Jenis Makanan Burung Perkutut (Geopelia Striata) :
Burung perkutut (Geopelia Striata) adalah burung jinak.Pada umumnya ,
perkutut hidup berpasangan dan kadang-kadang bergerombol.Perkutut menyukai
tempat terbuka untuk hidup.Tempat itu misalnya kebun,tegalan,padang rumput,
atau halaman bangunan,terutama yang dekat dengan hutan.Makanan burung
perkutut adalah biji-bijian seperti padi, jagung,dan jewawut.

b) Organ-organ Pencernaan Makanan.
Organ pencernaan makanan pada burung perkutut (Geopelia Striata) sama
halnya dengan organ pencernaan burung pemakan biji-bijian lainnya.

Berikut adalah gambar organ pencernaan pada burung :

c) Fungsi organ pencernaan pada burung perkutut :

· Paruh : Mengambil makanan.
· Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
· Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
· Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
· Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
· Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
· Pankreas : Menghasilkan enzim.
· Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
· Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
· Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
· Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
· Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin


d) Sistem Pencernaan burung

Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung
kelenjar .Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau
pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

Sistematis pencernaan makanan pada burung :

Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

4. Sistem Pernapasan
a) Organ-organ Pernapasan pada Burung

Alat pernapasan burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.

Berikut adalah gambar alat pernapasan burung :

b) Sistem Pernapasan pada Burung

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.

Berikut adalah gambar system pernapasan pada burung :
Gambar sistem pernapasan burung

Bagan pernapasan pada burung adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara Þ udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang Þ bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa Þ udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru Þ udara menuju pundipundi hawa depan.

5. Sistem Sirkulasi
System sirkulasi burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.

a) Organ Sirkulasi pada burung perkutut
Pada burung perkutut organ sirkulasinya sama dengan mamalia/manusia. Burung perkutut mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruang,yaitu dua serambi,dan dua bilik.Sekat biliknya sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur.Sistem peredaran darah burung tertutup dan rangkap (ganda).

Berikut gambar bagian jantung pada burung

b) Sistem sirkulasi burung
Peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk
ke serambi kiri,kemudian ke bilik kiri.Dari bilik kiri darah di pompa ke
seluruh tubuh melalui aorta.Dise-sel tubuh darah melepaskan O2 dan
mengikat ­CO2.Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan
melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan,kemudian di
pompa masuk ke paru-paru.Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.

Berikut gambar system peredaran darah burung

Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan
→ Bilik kanan → Paru-paru

13
6. Sistem Syaraf Burung Perkutut
System syaraf burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.

System saraf burung berupa otak dan sum-sum tulang belakang pada burung.Otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas.Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.

Burung mempunyai pusat penglihatan yang sangat besar.Pusat penglihatan ini merupakan pelebaran dari otak bagin tengah yang membentuk dua gelembung.Pusat pembau berukuran kecil sehingga indera pembau tidak berkembang dengan sempurna.

Berikut gambar otak pada burung











Gambar otak pada burung


7. Sistem Reproduksi Burung Perkutut

System reproduksi burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.

a) Organ reproduksi burung
1). Organ reproduksi pada burung jantan meliputi :

- Vasdeverens : Tempat menyalurkan sperma.
- Ureter : Saluran kelamin menuju kloaka.
- Kloaka : Saluran kelamin
- Testis : Alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin.
2) Organ reproduksi pada burung betina
Organ reproduksi pada burung betina meliputi :
- Ovarium : Tempat menghasilkan ovum
- Oviduk : Tempat berlangsungnya fertilisasi
- Kloaka : Tempat masuknya sperma jantan dan
mengeluarkan telur.
b) System Reproduksi Burung Perkutut
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Fungsi bagian-bagian telur aves :(1)Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio(2)Kuning telur --> cadangan makanan embrio(3)Kalaza --> menjaga goncangan embrio(4)Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan(5)Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio
8. Sistem Ekskresi Burung Perkutut
Alat Ekskresi pada burung perkutut sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya.
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal(metanefros),paru-paru,dan kulit.Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat.Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.Kelebihan larutan gram akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit,tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya.Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
9. Organon Sensoris
Burung memiliki indra penglihatan yang sangat baik.Susunan matanya sama seperti mata manusia.Retina mata burung mempunyai dua macam sel penerima cahaya yaitu sel batang dan sel kerucut.
1) Sel Batang
Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah.Pada burung malam,misalnya burung hantu,retina mata mengandung banyak sel batang.Banyaknya sel batang mengakibatkan burung hantu dapat melihat dengan baikditempat gelap (malam hari).Sebaliknya,pada siang hari burung hantu tidak dapat melihat dengan baik.
2) Sel Kerucut
Sel kerucut bersifat peka terhadap cahaya yang kuat.Burung yang aktivitasnya pada siang hari,misalnya perkutut dan merpati,matanya memiliki banyak sel kerucut.
Lensa mata pada burung mempunyai kemampuan mencembung dan memipih (berakomodasi) dengan baik.

Indra pembau pada burung tidak berkembang.Indra pembau (hidung) burung jarang digunakan,bahkan hamper tidak pernah digunakan.

Indra pendengaran pada burung berkembang dengan baik.Terbukti burung dapat membedakan bermacam-macam kicauan 
 
 
 
http://sempalai.blogspot.com/2009/11/anatomi-burung.html

0 Response to "ANATOMI BURUNG PERKUTUT"

Posting Komentar