ADA APA DENGAN MATA - EYES


Dipandanglah wajah Maria Ozawa tak berkedip ketika akan datang di Indonesia mulailah rantai tanggapan biokimiawi: cahaya yang terpantul memasuki lensa matanya pada kecepatan 10 triliun foton (partikel cahaya) per detik. Cahaya menembus lensa dan cairan vitreoua humor yang mengisi bola mata sebelum akhirnya jatuh di retina. Pada retina terdapat ratusan juta sel conus dan bacillus yang indonesianya disebut "sel kerucut" dan "sel batang." Sel batang memilahkan cahaya dari gelap dan sel kerucut mengindera warna.
KORNEA DAN IRIS
  • Kornea, satu dari 40 bagian dasar mata, adalah suatu lapisan bening yang bertempat di bagian paling depan dari mata merupakan lengkungan kedepan dari sclera .
  • Kornea membiarkan cahaya melaluinya, sesempurna kaca jendela.
  • Tentunya tidaklah suatu kebetulan jika jaringan ini, yang tak ditemukan di tempat lain pada tubuh, terletak di tempat yang tepat, yakni, di permukaan bagian depan mata.
  • Bagian penting lain pada mata adalah iris, yang memberi warna pada mata.
  • Iris terletak tepat di belakang kornea, iris mengatur banyaknya cahaya yang dibiarkan memasuki mata dengan menyempitkan atau melebarkan pupil, lubang bulat di tengahnya.
  • lebar dan sempitnya pupil itu ditentukan oleh otot cyliaris pada pangkal Iris
  • Dalam cahaya terang, pupil iris segera menyempit. Dalam cahaya temaram, pupil yang berupa lubang masuk pada iris iris melebar untuk membiarkan lebih banyak cahaya memasuki mata.
  • Sistem serupa ini telah diterapkan sebagai dasar rancangan kamera untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, tetapi sama sekali belum mendekati kesempurnaan mata.
Mata manusia dapat digunakan dengan kerja selaras sekitar empat puluh bagian yang berbeda. Tidak adanya satu saja dari bagian ini akan menjadikan mata tak berguna.
  • Sebagai contoh, tanpa kelenjar air mata saja, mata akhirnya akan mengering dan berhenti bekerja.
  • Sistem ini, yang tak bisa disederhanakan, tak akan mungkin diterangkan melalui ‘perkembangan bertahap’ sebagaimana dinyatakan para evolusionis. Ini menunjukkan bahwa mata muncul dengan bentuk lengkap dan sempurna, yang berarti bahwa mata itu diciptakan.
Tergantung pada benda luarnya, berbagai gelombang cahaya jatuh pada tempat-tempat berbeda pada retina. Mari kita renungkan tentang saat orang yang kita ceritakan tadi melihat temannya. Mari sejenak kita pikirkan mengenai orang yang kita anggap sedang melihat kawannya. Beberapa ciri wajah temannya menghasilkan kepadatan cahaya yang berbeda pada retinanya, misalnya ciri wajah yang lebih gelap seperti alis mata akan memantulkan cahaya dengan kepadatan yang jauh lebih rendah. Sel-sel retina berdekatan sebaliknya menerima kepadatan yang lebih kuat dari cahaya yang terpantul dari bagian muka kepala temannya. Seluruh ciri muka temannya menghasilkan gelombang dengan kepadatan berbeda-beda pada retinanya.
Jenis dorongan apakah yang ditimbulkan oleh gelombang cahaya ini?
Jawaban pertanyaan ini tentu sangatlah rumit. Meskipun demikian, jawabannya haruslah diteliti untuk lebih mengenal seutuhnya rancangan yang luar biasa pada mata.
Peristiwa Kimiawi pada Peristiwa Melihat
Ketika foton menabrak sel retina, foton-foton itu mendorong suatu kejadian berturut-turut, seperti jatuhnya balok domino. Bagian pertama dari balok-balok domino ini disebut "11-cis-retinal" yang peka terhadap foton. Ketika tertabrak oleh suatu foton, molekul ini mengubah bentuk, yang pada gilirannya mengubah bentuknya, yang kemudian mengubah bentuk suatu protein yang disebut "rhodopsin" tempatnya terikat erat. Rhodopsin kemudian mengambil bentuk yang memungkinkannya menempel pada protein setempat lain dalam sel yang disebut "transdusin."
Sebelum bereaksi dengan rhodopsin, trandusin terikat dengan molekul lain yang disebut GDP. Ketika ia berhubungan dengan rhodopsin, transdusin melepaskan molekul GDP-nya untuk kemudian mengikatkan diri dengan molekul baru yang disebut GTP. Itulah mengapa persenyawaan yang terdiri dari kedua protein (rhodopsin dan transdusin) dengan molekul kimiawi yang lebih kecil (GTP) disebut "GTP-transdusinrhodopsin."
Senyawa baru GTP-transdusinrhodopsin sekarang dapat dengan sangat cepat terikat pada protein lain di dalam sel itu juga yang disebut "fosfodiesterase." Hal ini memungkinkan protein protein fosfodiesterase untuk memotong pula molekul lain di dalam sel yang sama, yang disebut cGMP. Karena proses ini terjadi dalam jutaan protein dalam sel, kekentalan cGMP mendadak berkurang.
Bagaimana semua hal tersebut dapat membantu penglihatan? Unsur terakhir dari kejadian berantai ini memberikan jawabannya. Turunnya jumlah cGMP mengakibatkan saluran ion di dalam sel. Apa yang disebut sebagai saluran ion ini merupakan suatu bentuk yang tersusun atas protein yang mengatur jumlah ion sodium di dalam sel. Pada keadaan normal, saluran ion ini memungkinkan ion sodium untuk mengalir ke dalam sel, sementara molekul lain melepas kelebihan ion untuk mempertahankan keseimbangan. Ketika jumlah cGMP turun, begitu pula halnya dengan jumlah ion sodium. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan muatan yang melalui selaput tersebut, yang merangsang sel saraf yang terhubung kepada sel-sel ini, yang membentuk apa yang disebut sebagai denyut (impuls) listrik. Saraf meneruskan impuls-impuls tersebut ke otak dan "melihat" yang terjadi disana.
Singkatnya, suatu foton tunggal menumbuk suatu sel tunggal, dan melalui serangkaian kejadian berantai, sel tersebut menghasilkan suatu impuls listrik. Ransangan ini diatur oleh tenaga foton, yakni, kecerahan cahaya. Kenyataan lain yang menarik adalah bahwa semua kejadian yang digambarkan sejauh ini terjadi dalam tidak lebih dari seperseribu detik! Protein khusus lainnya di dalam sel-sel mengubah unsur seperti 11-cis-retinal, rhodopsin, dan transdusin kembali ke bentuk awalnya. Mata terus menerima hujan foton, dan kejadian berantai di dalam sel-sel peka pada mata memungkinkannya mengindera satu per satu foton ini. 32
Tahap pertama dalam melihat adalah perubahan kecil yang ditimbulkan oleh cahaya atas bentuk sebuah molekul amat kecil bernama 11-cis-retinal yang menyebabkan perubahan pada protein yang lebih besar, yang disebut rhodopsin, tempat ia menempel.
Proses melihat sebenarnya jauh lebih rumit daripada pembahasan yang ditampilkan di sini. Walaupun demikian, bahkan tinjauan singkat tersebut sudah cukup untuk memperlihatkan sifat istimewa sistem ini. Ada suatu rancangan yang rumit dan diperhitungkan dengan matang di dalam mata sehingga kejadian kimiawi di dalam mata mirip dengan pertunjukan domino pada buku rekor Guiness Book of World Records. Dalam pertunjukan ini, puluhan ribu kartu domino ditempatkan dengan begitu tertata, sehingga menyentuh kartu pertama akan mendorong keseluruhan kartu yang ada. Di beberapa tempat pada rantai domino ini, banyak alat yang dipasang untuk memulai rangkaian dorongan baru, misalnya, suatu kerekan yang membawa suatu kartu ke tempat lain dan menjatuhkannya tepat di tempat yang diperlukan untuk rangkaian jatuhan lainnya.
Tentunya tak seorang pun berpikir bahwa kartu-kartu ini telah "secara tak sengaja" dibawa tepat ke tempatnya itu oleh angin, gempa, atau banjir. Tentu sudah jelas bagi setiap orang bahwa setiap kartu telah ditaruh dengan perhatian dan ketepatan yang tinggi. Kejadian berantai dalam mata manusia mengingatkan kita bahwa adalah omong kosong meski cuma untuk menghibur anggapan kata "kebetulan" ini. Sistem ini terbentuk dari sejumlah bagian-bagian berbeda yang dipasang sekaligus dalam keseimbangan yang amat halus dan merupakan suatu tanda "rancangan" yang jelas. Mata diciptakan dengan sempurna.
Klik pada gambar untuk memperbesar foto.
Bagan di atas menggambarkan biokimia penglihatan. Simbol berarti: RH=Rhodopsin, Rhk=Rhodopsin kinase, A=Ariestin, GC=Guanilat Kuklase, T=Trandusin, PDE=Fosfodiesterase.
Seorang ahli biokimia bernama Michael Behe memberi komentar tentang kejadian kimiawi di mata dan teori evolusi di dalam bukunya Darwin’s Black Box:
Sekarang misteri tentang penglihatan telah terbuka, tidak lagi cukup untuk menjelaskan evolusi tentang kemampuan penglihatan, hanya dengan merenungkan bentuk susunan keseluruhan mata saja, seperti yang dilakukan Darwin di abad ke-19 (dan sebagaimana yang terus dilakukan oleh para pendukung evolusi hingga sekarang). Setiap langkah pembentukan mata dan bentuknya yang dianggap Darwin begitu sederhana, ternyata melibatkan proses-proses biokimia yang ajaib karena kerumitannya yang tidak dapat dilukiskan hanya dengan banyak bicara. 33
Di Balik Penglihatan
Apa yang telah diterangkan sejauh ini merupakan pertemuan pertama foton, yang terpantulkan dari tubuh orang lain, dengan mata manusia. Sel-sel pada retina menghasilkan sinyal listrik melalui proses kimiawi yang rumit sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Pada sinyal-sinyal tersebut terdapat suatu perincian bahwa wajah teman seseorang dalam contoh tadi, tubuhnya, warna rambutnya, dan bahkan tanda-tanda kecil pada wajahnya telah diterima. Sekarang, sinyal tersebut harus dibawa ke otak.
Sel saraf (neuron) yang dirangsang oleh molekul-molekul retina menunjukkan reaksi kimia pula. Ketika suatu neuron dirangsang, molekul protein pada permukaannya berubah bentuk. Hal ini menghambat gerakan atom sodium yang bermuatan positif. Perubahan dalam pergerakan atom yang bermuatan listrik ini menciptakan suatu tegangan yang berbeda dalam sel tersebut, yang menghasilkan suatu sinyal listrik. Sinyal ini sampai di ujung sel saraf setelah melalui suatu jarak kurang dari satu sentimeter. Akan tetapi, terdapat jarak antara dua sel saraf dan sinyal listrik harus melewati jarak ini, yang menimbulkan masalah. Bahan-bahan kimiawi khusus tertentu di antara kedua neuron tersebut menghantarkan sinyal ini. Pesan dibawa dengan cara ini sejauh seperempat hingga seperempatpuluh milimeter. Impuls-impuls listrik ini diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya hingga mencapai otak.
Sinyal-sinyal khusus ini dibawa ke lapisan penglihatan di otak. Lapisan penglihatan terdiri atas banyak tempat, satu di atas lainnya, sekitar 1/10 inci (2,5 mm) tebalnya dan 145 kaki persegi (13,5 meter persegi) luasnya. Setiap bagian ini meliputi sekitar 17 juta neuron. Bagian keempat menerima sinyal yang datang pertama kali. Setelah dilakukan telaah pendahuluan, bagian ini meneruskan data ke neuron di bagian lain. Pada setiap tahap, semua neuron dapat menerima sinyal dari neuron lainnya.
Dengan cara ini, gambaran seseorang terbentuk dalam lapisan penglihatan di otak. Namun gambar tersebut sekarang perlu dibandingkan dengan sel-sel ingatan, yang juga dilakukan dengan sangat sempurna. Tak satu pun hal yang diabaikan. Terlebih lagi, jika wajah kawannya yang terlihat tampak lebih pucat dari biasanya, maka otak akan mendorong untuk berpikir, "mengapa wajah teman saya begitu pucat hari ini?"
LATIHAN SEDERHANA
video


UJI KETAJAMAN MATA

0 Response to "ADA APA DENGAN MATA - EYES"

Posting Komentar