· Etiologi
Red Sore Disease mengindikasikan terjadinya infeksi bakteri sistemik pada ikan. Red Sore Disease adalah penyakit bakterial yang biasa menyerang berbagai ikan air tawar termasuk large mouth bass. Red Sore Disease biasanya disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp, dan penyebab paling utama adalah Aeromonas Hydrophila.
· Cara penularan
Terjadinya Red Sore Disease pada ikan biasanya dikarenakan ikan tersebut dipelihara pada tambak bersalinitas rendah, air yang tercemar, dan kontaminasi dengan ikan sakit, temperatur air yang tinggi, kadar oksigen rendah, dan tambak yang sangat padat sehingga ikan stress dan penurunan daya tahan tubuh menyebabkan ikan mudah terinfeksi berbagai macam penyakit.
Red Sore Disease berhubungan erat dengan adanya stress pada ikan dan jumlah bakteri yang terdapat dalam lingkungan kolam. Penularan antara satu ikan dengan ikan yang lain dalam satu kolam lebih sering terjadi.
· Patogenesitas
Bakteri menginfeksi ikan dalam keadaan stress karena kondisi lingkungan yang jelek, demikian juga karena populasi ikan yang terlalu padat menyebabkan kondisi air menjadi kotor serta ikan dapat terluka karena saling bergesekkan sehingga memudahkan bakteri tersebut tumbuh serta menginfeksi ikan, bakteri tersebut menempel pada kulit ikan. Infeksi ini menyebabkan kulit tampak kemerahan dan bila infeksi semakin lama akan timbul nekrosis, setelah itu bakteri tersebut ikut saluran sirkulasi sehingga dapat masuk juga ke dalam saluran pencernaan, saat imunitas dalam kondisi lemah maka ikan tersebut akan mengalami kerusakan organ-organ penting dan hal ini ditandai dengan adanya infieltarsi netrofil dan nekrosis diantaranya pada kulit, insang, jantung, usus, hepar, limpa dan ginjal.
· Gejala klinis
Gejala klinis pada Red Sore Disease adalah :
1. ikan sering berenang dipermukaan air dan terlihat terengah-engah
2. ikan berenang miring dan tidak teratur
3. adanya bercak merah ditubuh ikan
4. lendir berkurang dan tidak merata
5. warna tubuh ikan menjadi gelap
6. kulit ikan menjadi kasar
7. perut ikan menggembung
· Perubahan Makroskopik dan Mikroskopik
Perubahan makroskopis pada Red Sore Disease adalah adanya hemoragi pada kulit dan dasar sirip, hemoragi pada organ viseral, ginjal dan limpa bengkak dan mengeluarkan cairan kental sehingga tampak perut menggembung.
Perubahan Mikroskopis pada Red Sore Disease adalah adanya infiltrasi neutrofil dan nekrosis pada insang, kulit, lien, jantung, hepar dan ginjal. Sedangkan pada otak organ tampak normal.
· Diagnosa
Mendeteksi gangguan umum pada ikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui secara cepat adanya penyakit. Bila diketahui adanya suatu penyakit, tindakan lebih lanjut adalah memastikan jenis penyakit serta mikroba penyebabnya. Jenis penyakit perlu dipastikan seawal mungkin, karena air sebagai medium hidup ikan akan memungkinkan penularan penyakit secara meluas dalam waktu relatif cepat.
Perubahan patologis pada berbagi organ eksternal maupun internal seringkali sudah memberi petunjuk pada jenis penyakit tertentu. Perubahan patologis dapat ditemukan melalui pemeriksaan sesudah kematian ikan (post mortum) secara teliti terhadap organ eksternal maupun internal ikan penderita.
· Pengobatan
1. Salt Dip
Cara : Lakukan dipping dengan dosis 10 sendok makan garam tiap galon atau 8 pon tiap 32 galon selama 3-5 menit dan diulang sebanyak dua kali dengan interval waktu 12 jam.
2. Salt Bath
Cara : Ikan direndam dalam air garam selama 48 jam dengan konsentrasi 0,3%-0,6% yang didapat dengan cara memasukkan garam sebanyak 3-6 sendok makan tiap galon air.
3. Potasium Permanganat (PK)
Cara : Ikan direndam selama 10 jam dalam larutan PK 6 gram tiap 800 galon dengan disertai aerasi. Jika terjadi perubahan warna dari pink ke coklat sebelum 1 jam tambahkan PK dengan dosis sebanyak 1 sendok teh tiap 800 galon air. Pengobatan ini dilakukan selama 3-4 hari.
4. External treatment dengan menggunakan Tricide-Neo
5. Internal treatment dengan menggunakan medicated food
6. Menjaga kebersihan air dan pemberian Lymnozyme
· Kontrol dan pencegahan
1. Perbaikan sanitasi lingkungan, kualitas air dan kurangi kepadatan ikan, agar tidak terjadi ulcer dan stress pada ikan
2. Apabila terjadi ulcer, yang perlu diperhatikan adalah menghilangkan penyebab terjadinya ulcer tersebut
3. Untuk ulcer ringan, dapat dilakukan dengan obat-obatan anti ulcer atau anti bakteri sistemik
4. Untuk kasus yang parah, perendaman dalam garam untuk jangka panjang (selama beberapa hari) dengan dosis 3-5 ppm dapat membantu memulihkan
5. stress osmotik, sehingga diharapkan ikan dapat bertahan dan mampu menurunkan resiko terjadinya infeksi jamur sekunder.
6. Dapat juga diberikan perlakuan dengan antibiotik (seperti oxytetracycline) yang diberikan secara oral melalui perendaman atau disuntikkan
Ikan Nila adalah ikan air tawar yang hidup di lingkungan danau,sungai, waduk, rawa, sawah dan perairan tawar lainnya. Selain itu nila mampu hidup pada perairan yang bersifat payau,misalnya, tambak dengan salinitas maksimal 29 %. Ikan nila secara alami mengkehendaki suhu alami antara 20( C – 37 C untuk proses pemijahan, namun untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan nila mengkehendaki suhu antara 25-35 C. nila hitam sangat toleran terhadap perubahan suhu air dan tahan kisaran ph yang lebar antara 5-11. namun untuk kehidupan normalnya nila membutuhkan ph antara 7-8. dengan ketinggian tempat untuk budidaya antara 0 m dpl – 1000 m dpl, selebihnya ikan tidak tumbuh dan berbiak.
Warna sekujur tubuh ikan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Bila dibudiyakan dijaring kerapu (perairan dalam) warna ikan lebih hitam dan gelap dibandingkan dengan hasil budidaya dikolam (perairan dangkal). Sejak diintorduksi ke Indonesia tahun 1969 ikan nila telah berganti nama sebanyak tiga kali. Semula dinamai Tilapia nilotica, kemudian berganti menjadi Sharotharoden niloticus, dan kini ditetapakan dengan nama Oreochromis niloticus.
Menurut Dr. Trewavas (1982) klasifikasi lengkap ikan nila adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Oetoichthyas
Subkelas : Acanthoptarigii
Ordo : Parcomorphi
Subordo : Parcoidea
Famili : Cichlidan
Genus : Oreochromis
Spesies : Niloticus sp
Nama latin : Oreochromis niloticus Linn
Nama Indonesia : Nila (ditetapkan oleh Dirjen Perikanan th. 1972)
Daerah penyebaran : Afrika, Amerika, Eropa, Asia termasuk Indonesia
Perubahan klasifikasi pada Genus Tilapia dibagi menjadi 3 genus yaitu sebgai berikut:
- Genus tilapia, yakni golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larvanya dalam mulut induk. Genus tilapia ini jika tiba saatnya memijah menaruh telur-telurnya pada satu tempat atau benda substrat. Contoh dari spesies ini antara lain Tilapia zillii, Tilapia sparmanii, serta Tilapia randalli.
- Genus sarotherodon. Golongan genus ini yang bertugas mengerami dan larvanya justru sang jantan, sedangkan betina tidak ikut campur. Contoh dari spesies ini antara lain : Sarotherodon gallileacus dan Sarotherodon melanotheron
- Genus Oreochromis. Golongan genus ini yang bertugas mengerami telur bayi-bayinya adalah induk betina. Contoh spesies anatara lain: Oreochromis spilarus, O. aerus, O. hantari, O. mossambicus, serta Oreochromis niloticus.
Ikan yang didatangkan dari Negara Taiwan pada tahun 1969 ini memiliki bentuk tubuh panjang pipih kesamping. Dibandingkan dengan kerabat dekatnya mujair (Oreochromis mossambicus), nila (Oreochromis niloticus) badanya lebih panjang. Perbandingan antara panjang total dan lebar badanya 3:1, sedangkan mujair hanya 2:1.
Sisik-sisik yang melekat diseluruh tubuhnya kasar dan berbentuk otanoid. Pada sirip ekornya (caudal fin) terdapat enam buah garis tegak, sedangkan pada sirip punggungnya (dorsal fin) yang dironai warna hitam terdapat delapan buah garis tegak (vertical) dengan bagian pinggir berwarna abu-abu atau hitam. Warna sirip dada (pectoral fin) lebih hitam. Selain terdapat pada sirip punggung dan ekor, garis-garis tegak juga terdapat pada kedua sisi tubuh sebanyak delapan buah. Adapun pada ikan mujair, garis-garis tegak sama sekali tidak ada. Perbedaan garis tegak inilah yang dijadikan pedoman untuk membedakan antara ikan nila hitam dengan ikan mujair. Selain itu, nila hitam mempunyai mata cukup besar dan pada bagian tepi dironai warna putih. SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "RED SORE DISEASE PADA IKAN NILA"
Posting Komentar