Hak Binatang Tinjauan Filsafat Moral









Sekarang sudah cukup jelas bahwa hak manusia adalah seperti halnya yang ditulis oleh Bertens, tidak usah berpanjang lebar dengan pertanyaan “bagaimana kalau semua orang mengklaim bahwa seluruh benda adalah haknya?” karena sejarah peradaban umat manusia telah mengalami jawaban dari pertanyaan itu, apakah itu
Peperangan! Manusia memperebutkan haknya dalam berperang, hak hidup, hak memiliki harta, hak memiliki tanah, dan hak mempertahankan kepemilikan. Seperti halnya seorang Machiavelli yang membayangkan kekuatan dan keinginan Cesare Borgia dalam mempertahankan dan mengekspansi kekuasaanya. Bukan hak orang lain yang dipertimbangkan tapi hak diri.

Binatang Punya Hak?

Sekarang kita lihat apa persamaan antara manusia dan binatang: memiliki tubuh, memiliki ekspresi dari rasa sakit mau pun senang, tahu kalau dirinya terancam mau pun wilayahnya direbut, tahu bahwa ada makhluk selain dirinya, memiliki perasaan,memiliki nyawa dan bisa mati. Perbedaan manusia dan binatang terletak dari kemampuan berpikirnya, berakal. Dari mana saya tahu bahwa binatang tidak berakal? Fakta kehidupan mengatakan begini:
  • Binatang tidak pernah mengembangkan senjata pemusnah massal
  • Binatang tidak mengetahui bahwa benda yang sedang diinjaknya adalah gergaji mesin
  • Binatang tidak pernah berorganisasi untuk menguasai dunia
  • Binatang tidak pernah sendiri mengembangkan pengetahuannya
  • Binatang tidak pernah jatuh cinta atau mengagumi benda-benda
Tidak usah dipertanyakan lebih jauh lagi tentang “buktikan bahwa mereka seperti itu!” buktikan sendiri saja bahwa binatang memang begitu, jangan dibantah-bantah bahwa pengetahuan kita tentang binatang lebih dari “oh binatang bisa mengembangkan senjata pemusnah massal tahu!” Kalau tidak ingin dianggap gila.
Persamaan dan perbedaan inilah yang bisa menentukan apakah binatang punya hak atau tidak. Dalam science (kenapa tidak saya sebut ilmu pengetahuan? Karena ilmu dan pengetahuan itu berbeda, kalau saya sebut ilmu nanti disangka ilmu nujum, ilmu dukun dan ilmu lainnya lagi..) terutama ilmu kedokteran, penelitian yang menggunakan binatang tidak memiliki rasa tidak tega dalam membunuh binatang. Kalau pun mereka resah dalam membunuh binatang yang dipikirkan bukan masalah hak binatang, tetapi memikirkan biaya yang dikeluarkan, dan merasa kasihan  Dalam sudut ini binatang kita anggap tidak memiliki hak, kehidupannya boleh direnggut kapan saja oleh hak manusia.

Sudut Lain

Kita juga bisa berpikir bahwa binatang itu memiliki hak dengan menerapkan teori Golden Rule yang menempatkan posisi kita dalam posisi subjek yang lain. Bukan etika egoisme, teori utilitarianisme, mau pun teori kontrak sosial, tetapi Golden Rule. Oleh karenanya sekarang pikirkan jika kita menjadi binatang yang biasa disebut kucing. Mengapa hak kucing? Apakah ada perbedaan antara hak kucing dengan hak anjing? Sama saja, mereka itu sama-sama binatang.

Tempatkan posisi Anda, menjadi binatang yang disiksa! Sakitkah siksaan itu? Ooh tentu sakit sekali.. Bisakah Anda bilang kepada manusia yang menyiksa Anda, “AAaaaaahh sakitttt!! Sakittt begoo!!!” kalau semua binatang bisa begitu mungkin tidur umat manusia takkan tenang karena para binatang akan protes ke DPRB (Dewan Perwakilan Rakyat Binatang) setempat. Rasa sakit! Ada rasa sakit itulah yang merupakan akarnya hak, ada rasa sakit itu membuat subjek tidak ingin disakiti. Binatang mau pun manusia lebih bahagia hidup kenyang daripada disakiti.

Persamaan yang lain dorongan lahiriah untuk makan, sebuah ‘kutukan’ bagi makhluk hidup yaitu rasa lapar dan perlu makan, jika tidak makan maka mati. Binatang mau pun manusia dalam masa chaos misalnya perang, bencana alam berlebihan, kerusuhan negara, dan kejadian lain yang menyebabkan terjadinya kelangkaan makanan, tetap saja mencari makanan untuk tetap hidup. Intinya sama-sama mencari makan berusaha hidup.

Di sinilah hak binatang bisa dipertimbangkan meski pun mereka tidak pernah bilang dan berisik seperti manusia “ini hak saya, itu hak saya, itu hak kamu!” mereka stay cool and confident siap berkembang biak dan mati. Beberapa poin pertimbangan dalam berpikir tentang hak binatang atau hak hewan:
  • Bayangkan jika Anda disiksa layaknya binatang
  • Anda dan binatang sama-sama mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah
  • Berkembangbiak, Anda bisa punya anak? Binatang pun bisa
  • Anak Anda sedang dipukuli orang? Lalu Anda mengamuk membela anak anda? Binatang pun seperti itu
  • Terakhir, apakah dengan berpikir bahwa binatang tidak memiliki hak akan membuat Anda orang yang lebih baik? Pikir lagi..
Yup seperti itu pertimbangan filsafat moralnya, adakah yang ingin menambahkan poin-poin untuk dipertimbangkan?

0 Response to "Hak Binatang Tinjauan Filsafat Moral"

Posting Komentar