"Untuk pertama kalinya, virus RNA telah terdeteksi berada di dalam pelet serbuk sari yang dikumpulkan langsung dari lebah penjelajah."
Para peneliti Penn State telah menemukan bahwa penyerbuk asli, seperti lebah dan tawon liar, juga terinfeksi virus penyakit yang sama dengan yang menyerang lebah madu, dan bahwa virus ini ditularkan melalui serbuk sari. Penelitian multi-institusional ini memberi wawasan baru tentang infeksi virus pada penyerbuk asli, menunjukkan bahwa penyakit virus ini bisa menjadi faktor utama yang mempengaruhi populasi penyerbuk.
Hasil ini dipublikasikan pada tanggal 22 Desember di PLoS ONE, jurnal akses terbuka online.
Menurut Diana Cox-Foster, rekan penulis dan profesor entomologi di Penn State, populasi penyerbuk telah menurun karena berbagai alasan, termasuk virus asam ribonukleat (RNA), yang muncul sebagai ancaman serius. “Virus RNA diduga sebagai kontributor utama Colony Collapse Disorder (CCD), di mana koloni lebah madu mati dengan menyisakan sedikit atau tidak menyisakan sama sekali lebah di sarang. Deteksi terakhir pada spesies virus dalam lebah madu dan penyerbuk asli lainnya menunjukkan penyebaran virus ini ke dalam lingkungan yang lebih luas dan dengan dampak potensial yang lebih besar,” jelas Cox-Foster.
Peneliti mempelajari distribusi virus dari pelet serbuk sari lebah madu dan penyerbuk lainnya, yang dikumpulkan dari tanaman berbunga di Pennsylvania, New York, dan Illinois di Amerika Serikat. “Untuk pertama kalinya, virus RNA seperti virus sayap cacat, virus sacbrood dan virus sel ratu hitam, telah terdeteksi berada di dalam pelet serbuk sari yang dikumpulkan langsung dari lebah penjelajah,” kata Cox-Foster. “Pelet serbuk sari dari beberapa lebah penjelajah yang tidak terinfeksi telah terdeteksi adanya virus, menunjukkan bahwa serbuk sari sendiri mungkin pelabuhan bagi virus. Virus dalam serbuk sari dan madu yang tersimpan di dalam sarang terbukti mudah terinfeksi, dengan ratu yang menjadi terinfeksi dan menghasilkan telur yang terinfeksi setelah makanan yang terkontaminasi virus diberikan kepada koloni bebas virus.”
Deteksi virus RNA pada penyerbuk lainnya, termasuk lebah madu, lebah soliter dan tawon, menunjukkan bahwa virus mungkin memiliki dampak yang lebih dalam pada kesehatan ekosistem, mengingat penyerbuk ini sangat penting bagi sebagian besar tanaman untuk mengatur benih dan memproduksi buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayuran. Temuan ini penting bagi masyarakat dan komunitas ilmiah di seluruh dunia, mengingat peran penyerbuk di bidang pertanian dan lingkungan.
Temuan ini juga mengangkat isu-isu bio-sekuriti karena serbuk sari yang saat ini diimpor ke banyak negara untuk memberi makan lebah madu, digunakan dalam penyerbukan pertanian.
- Sumber artikel: Movement and threat of RNA viruses widespread in pollinator community (eurekalert.org)
- Kredit: Public Library of Science
- Informasi lebih lanjut: Anna Traveset, Rajwinder Singh, Abby L. Levitt, Edwin G. Rajotte, Edward C. Holmes, Nancy Ostiguy, Dennis vanEngelsdorp, W. Ian Lipkin, Claude W. dePamphilis, Amy L. Toth, Diana L. Cox-Foster. RNA Viruses in Hymenopteran Pollinators: Evidence of Inter-Taxa Virus Transmission via Pollen and Potential Impact on Non-Apis Hymenopteran Species. PLoS ONE, 2010; 5 (12): e14357 DOI: 10.1371/journal.pone.0014357
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Ancaman Virus RNA Menyebar Luas dalam Lingkungan Penyerbuk"
Posting Komentar