"Ini cukup luar biasa mengingat berapa lama sudah sejak hewan-hewan ini terakhir kali terlihat," kata Moore.
Dengan gembira para ahli konservasi mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menemukan dua spesies katak Afrika dan satu spesies salamander Meksiko, yang sempat dikhawatirkan telah punah.
Penemuan ini dibuat oleh para ilmuwan dengan menyisir beberapa situs di dunia terpencil, dengan tujuan mencari tahu nasib seratus spesies amfibi yang belum terlihat selama beberapa dekade.
“Ini adalah penemuan fantastis dan bisa memiliki implikasi penting bagi semua orang sebagaimana juga bagi amfibi,” kata Robin Moore, yang mengatur pencarian untuk sebuah grup wildlife berbasis di AS, Conservation International, dan Spesialis Amfibi Group (ASG) di International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Tiga penemuan termasuk salamander gua berkaki bebek (Chiropterotriton mosaueri), hewan berkaki pink, bertubuh cokelat penghuni gua yang tak pernah terlihat sejak tahun 1941.
Beberapa makhluk kecil itu ditemukan di bawah tanah di provinsi Hidalgo Meksiko oleh ilmuwan Sean Rovito dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico, yang harus turun menyusuri lubang besar untuk mencapai lokasi mereka.
Penemuan lain adalah katak buluh Gunung Nimba (Hyperolius nimbae), terakhir terlihat pada tahun 1967, katak cokelat kecil, ditemukan kembali di Pantai Gading oleh N’Goran Kouame dari Universitas Abobo-Adjame.
Spesies ketiga adalah katak buluh Omaniundu (Hyperolius sankuruensis), “seekor katak indah dengan hijau cerah, hampir terlihat bercahaya, berbintik-bintik di latar belakang coklat gelap”.
Spesies ini ditemukan di Republik Demokratik Kongo oleh Jos Kielgast dari Museum Sejarah Alam Denmark.
“Ini cukup luar biasa mengingat berapa lama sudah sejak hewan-hewan ini terakhir kali terlihat,” kata Moore.
“Terakhir kali Salamander Meksiko terlihat, Glenn Miller adalah salah satu bintang terbesar di dunia, sedangkan katak buluh Gunung Nimba belum pernah terlihat sejak tahun The Beatles merilis ‘Sgt Pepper’s Lonely Heart Club Band’, dan katak buluh Omaniundu menghilang di tahun saat Sony Walkman pertama kalinya dijual.”
“Kami tidak tahu apakah penelitian hewan ini dapat memberikan senyawa obat baru sebagaimana yang dimiliki amfibi lain – dan setidaknya salah satu dari hewan-hewan ini hidup di daerah yang penting untuk dilindungi karena menyediakan air minum untuk daerah perkotaan,” kata Moore dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh Conservation International.
“Tapi penemuan kembali hewan-hewan ini adalah keberuntungan. Banyak spesies lain yang kami cari mungkin sudah tiada untuk selamanya.”
Misi penemuan ulang dijadwalkan untuk menghasilkan penghitungan akhir sebelum puncak bulan Oktober Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati, yang akan diadakan di Nagoya, Jepang.
Pada konvesi tersebut, pemerintah akan membahas faktor-faktor manusia yang mendorong banyak spesies tanaman dan hewan menuju kepunahan, dengan amfibi di barisan terdepannya.
Sumber:physorg.com
bbc.co.uk
nationalgeographic.com
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Penemuan Kembali Spesies Amphibi yang Diduga Punah"
Posting Komentar