Pada perilaku agonistic, suatu pertandingan yang melibatkan baik perilaku yang mengancam maupun yang patuh menentukan pesaing mana yang mendapatkan akses ke beberapa sumberdaya, seperti makanan atau pasangan kawin.
Kadang-kadang pertandingan tersebut melibatkan pengujian kekuatan.
Secara lebih umum, kontestan yang terlibat menunjukkan perilaku mengancam, yang membuat mereka kelihatan besar atau seram, seringkali dengan membuat postur atau suara yang dibesar-besarkan. Akhirnya satu individu berhenti mengancam dan mengakhirinya dengan menunduk atau bersikap tenang, yang pada dasarnya adalah menyerah. Banyak perilaku tersebut melibatkan ritual penggunaan aktifitas simbolik, sehingga biasanya tidak ada bahaya yang serius yang di lakukan oleh pihak-pihak yang beradu. Anjing dan serigala menunjukkan agresi dengan cara memperlihatkan giginya menaikkan telinga, ekor, dan bulunya, berdiri tegak, dan melihat secara langsung kearah lawannya yang semuanya membuat hewan itu kelihatan besar dan mengancam. Yang akhirnya kalah, sebaliknya, merebahkan bulunya, menurunkan dan menyelipkan ekornya, dan memalingkan pandangannya. Penampakan sikap tenang ini menghambat setiap aktivitas penyerangan selanjutnya. Derajat sejauh mana perkelahian itu di ritualkan bergantung pada kelangkaan sumberdaya dan kemungkinan tersedianya itu. Sebagai contoh, tupai tanah jantan seringkali saling melukai, atau bahkan saling membunuh satu sama lain ketika berkelahi untuk mendapatkan akses terhadap betina yang reseptif secara seksual. Pada kasus ini betina yang diperebutkan oleh tupai jantan dalam perkelahian tersebut berada dalam keadaan estrus (birahi) dan mau menerima cumbuan jantan selama beberapa jam setiap tahun, dan dengan demikian keseluruhan kekuatan reproduktif seekor tupai jantan bisa bergantung pada kemampuannya untuk berkompetisi melawan jantan lainnya pada satu hari yang istimawa tersebut. Jika hewan-hewan itu melakukan tindakan yang bisa mengakibatkan cidera, seleksi alam akan lebih memilih suatu kecendrungan yang kuat untuk mengakhiri pertandingan segera setelah pemenang di tentukan, Karena perkelahian yang sengit dapat melukai pemenang sebagaimana halnya dengan yang kalah. setiap interaksi di masa depan antara kedua hewan yang sama umumnya berdamai dan di selesaikan jauh lebih cepat dengan menguntungkan pemenang.
http://anugrahjuni.wordpress.com/biologi-in/ekologi/kompetisi-di-alam/
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Kompetisi di Alam"
Posting Komentar