Serangga Purba Berlimpah pada Iklim yang Lebih Panas

 "Sebagaimana suhu meninggi sekitar 60 juta tahun yang lalu, serangga tropis dan subtropis mampu bermigrasi ke utara hingga ke Wyoming."

Selama jutaan tahun, serangga dan tanaman telah berevolusi secara berdampingan – pemakan daun beradaptasi terhadap modifikasi inang mereka, dan tanaman berubah untuk melindungi diri dari herbivora. Kelimpahan dan keragaman serangga maupun tanaman bervariasi tergantung pada perubahan iklim. Namun, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Ecological Monographs edisi November, sebuah jurnal dari Ecological Society of America, suhu tinggi global yang abnormal secara historis justru memperbesar tingkat keanekaragaman dan kelimpahan serangga, terpisah dari keanekaragaman dan adaptasi tumbuhan.
Ellen Currano dari Pennsylvania State University beserta para koleganya menguji 9071 fosil daun pada sembilan lokasi di  Bighorn Basin, Wyoming, yang berdasarkan penanggalan fosil berasal dari 52,7 hingga 59 juta tahun yang lalu. Lokasi khusus ini berisi fosil yang tercipta selama periode saat suhu global memanas secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada 65 juta tahun yang lalu. Selain peningkatan bertahap ini, ada pula penghentian sementara pada suhu dan tekanan parsial, mirip dengan berat karbon dioksida di atmosfer dan suatu periode pendinginan berikutnya.
Dari fosil selama rentang enam juta tahun ini, para peneliti mengidentifikasi 107 spesies tanaman dan mencatat beberapa jenisnya yang rusak akibat dimakan serangga. Mereka berfokus pada variasi serangga yang memakan pada satu daun, yang mengindikasikan keberadaan beberapa spesies serangga.
Setelah membandingkan temuan ini dengan catatan suhu yang telah ditetapkan, Currano beserta rekan-rekannya menemukan bahwa peningkatan suhu global – baik secara bertahap maupun tiba-tiba – menyebabkan peningkatan populasi serangga. Anehnya, peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan serangga ini belum tentu berkorelasi dengan perubahan keanekaragaman atau kelimpahan tanaman, menunjukkan bahwa suhu panas berdampak langsung pada jumlah serangga.
Para penulis mencatat, hubungan ini bisa dikaitkan dengan migrasi serangga: Sebagaimana suhu meninggi, serangga bisa berpindah ke utara dan ke ketinggian yang sebelumnya tidak layak huni. Pergeseran iklim ini, dengan demikian, mungkin juga disebabkan migrasi serangga ke seluruh dataran lintang lebih tinggi yang menjembatani Amerika Utara, Eropa dan Asia.
“Temuan kami menunjukkan bahwa perubahan terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim antropogenik,” kata Currano. “Sebagaimana suhu meninggi sekitar 60 juta tahun yang lalu, serangga tropis dan subtropis mampu bermigrasi ke utara hingga ke Wyoming. Mungkin pemanasan antropogenik masa kini akan menyebabkan pula penyebaran serupa populasi serangga dan menyebabkan meningkatnya kerusakan herbivora.”
Sumber artikel: Ancient insects preferred warmer climates (physorg.com)
Kredit: Ecological Society of America
Informasi lebih lanjut:
Ellen D. Currano, Conrad C. Labandeira, Peter Wilf. Fossil insect folivory tracks paleotemperature for six million yearsEcological Monographs, 2010; 80 (4): 547 DOI: 10.1890/09-2138.1

0 Response to "Serangga Purba Berlimpah pada Iklim yang Lebih Panas"

Posting Komentar