KEKEBALAN TUBUH - IMMUNITAS

RESISTENSI TUBUH TERHADAP INFEKSI
Leukosit, Granulosit, Sistem makrofag monosit, dan inflamasi
  1. Leukosit (Sel darah putih)
  • Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah.
  • Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagaibagian dari sistem kekebalan tubuh.
  • Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /diapedesis
  • Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.
  • Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Ada beberapa jenis sel darah putih, yaitu:
  1. Basofil.
  2. Eosinofil.
  3. Sel batang.
  4. Sel segmen.
  5. Limfosit.
  6. Monosit.
Tabel 1. Tipe sel darah putih dan persentasi jumlahnya di dalam tubuh manusia
  • Sel jaringan lainnya
  1. Histiosit, ada dalam sistem limfa bersama jarigan lainnya, tetapi tidak umum di dalam darah:
  2. Makrofag
  3. Sel dendritik
  4. Sel Mast
Alergi dapat menyebabkan perubahan jumlah sel darah putih.
Granulosit
  • Granulosit Neutrofil, atau sering hanya disebut neutrofil
  • Neutrofil adalah sel darah putih terbanyak yang terkandung dalam darah manusia, berkisar 65% sampai 70%.
  • Kegunaan Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya,
  • biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteriaktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
  • Granula berwarna merah kebiruan.
  • Memiliki 3 inti sel
  • lihat gambar
Sistem makrofag monosit
  • Proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan yang pertama kali mempertemukan tuan rumah dengan benda asing.
  • Istilah endositosis lebih umum dan mempunyai dua arti yaitu fagositosis (pencernaan partikel) dan pinositosis (pencernaan nonpartikel, misalnya cairan).
  • Sel yang berfungsi menelan dan mencerna partikel atau substansi cairan disebut sel fagositik, terdiri dari sel fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear.
  • Sel ini pada janin berasal dari sel hematopoietik pluripotensial yolk sac, hati, dan sumsum tulang.
  • Proses menelan dan mencerna mikroorganisme dalam tubuh manusia diperankan oleh dua golongan sel yang disebut oleh Metchnikoff sebagai mikro- (sel polimorfonuklear) dan makrofag.
  • Istilah retikuloendotelial untuk monosit dan makrofag telah diganti dengan sistem fagosit mononuklear karena fungsi fundamental kedua sel ini adalah fagositosis.
  • Dalam perkembangannya sel fagosit mononuklear dan sel granulosit dipengauhi oleh hormon.
  • Kedua sel ini berasal dari unit sel progenitor yang membentuk granulosit dan monosit (colony forming unit-granulocyte macrophage = CFU-GM).
  • Hormon tersebut adalah glikoprotein yang dinamakan faktor stimulasi koloni (colony stimulating factor = CSF), seperti faktor stimulasi koloni granulosit-makrofag (granulocyt macrophage colony stimulating factor = GM-CSF), faktor stimulasi koloni makrofag (macrophage colony stimulating factor = M-CSF) dan interleukin-3 (IL3) yang merangsang diferensiasi sel CFU-GM menjadi sel monoblast yang kemudian menjadi sel promonosit dan sel mieloblast menjadi sel progranulosit.
  • Sel promonosit dapat mengadakan endositosis tetapi daya fagositnya kurang dibandingkan dengan monosit.
  • Sel monosit lebih kecil dari prekusornya tetapi mempunyai daya fagositosis dan mikrobisidal yang kuat.
  • Perkembangan seri mononuklear sampai berada di darah perifer memakan waktu 6 hari dan mempunyai masa paruh di sirkulasi selama 3 hari.
Terdapat dua jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit, yaitu sel darah yang datang ke tempat infeksi kemudian mengenali mikroba intraselular dan memakannya (ingestion). Neutrofil (disebut juga leukosit polimorfonuklear / PMN) adalah leukosit terbanyak di dalam darah yaitu berjumlah 4.000-10.000 per mm3. Apabila terjadi infeksi, produksi neutrofil di sumsum tulang meningkat dengan cepat hingga mencapai 20.000 per mm3 darah. Produksi neutrofil distimulasi oleh sitokin yang disebut colony-stimulating factor. Sitokin ini diproduksi oleh berbagai sel sebagai respons terhadap infeksi dan bekerja pada sel stem sumsum tulang untuk menstimulasi proliferasi dan maturasi prekursor neutrofil. Neutrofil merupakan sel yang pertama berespons terhadap infeksi, terutama infeksi bakteri dan jamur. Neutrofil memakan mikroba di dalam sirkulasi, serta dapat memasuki jaringan ekstraselular di tempat infeksi dengan cepat kemudian memakan mikroba dan mati setelah beberapa jam.
Neutrofil dan monosit bermigrasi ke jaringan ekstravaskuler di tempat infeksi akibat berikatan dengan molekul adhesi endotel dan sebagai respons terhadap kemoatraktan. Jika mikroba infeksius dapat melewati epitelium dan masuk jaringan subepitel, makrofag akan mengenali mikroba dan memproduksi sitokin. Dua dari sitokin ini, yaitu tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin-1 (IL-1), bekerja pada endotel pembuluh darah kecil di tempat infeksi. TNF dan IL-1 menstimulasi endotel untuk mengekspresikan 2 molekul adhesi yang disebutE-sel ect i n danP -selectin.
Sel makrofag akan menjadi aktif atas pengaruh sitokin sehingga selnya lebih besar, membran plasmanya berlipat-lipat, banyak pseudopodia serta mempunyai kesanggupan membunuh mikroorganisme dan sel tumor.
Sel monosit dan makrofag berperan sebagai sel yang mempresentasikan antigen (antigen presenting cell = APC). Mikroba bakteri dan antigen protein terlarut dipecah dalam fagolisosom menjadi partikel berukuran kecil. Partikel ini kemudian akan ditampilkan di permukaan sel berikatan dengan molekul peptida MHC kelas II dan akan dikenal oleh sel Th. Peristiwa ini disebut antigen processing. Protein asing seperti virus dan antigen tumor juga akan diproses, tetapi akan bergabung dengan molekul MHC kelas I yang kemudian akan ditampilkan di permukaan sel APC dan akan dikenal oleh sel limfosit Ts (lihat Gambar 6-5).
Faktor seperti faktor CSF, IL-2, IL-3, IL-4, dan interferon akan merangsang dan memperbanyak jumlah glikoprotein MHC pada sel monosit sehingga sel ini lebih efisien untuk mempresentasikan antigen. Jadi dapat disimpulkan bahwa monosit dan makrofag penting dalam memulai dan mengatur respons imun. Fungsi lain makrofag adalah untuk menghancurkan mikroorganisme seperti Mycobacterium tuberculosis, listeria, leismania, toksoplasma dan beberapa fungi. Peranan makrofag dalam penolakan sel kanker belum jelas, mungkin sel tumor dihancurkan oleh enzim metabolit oksigen seperti hidrogen peroksidase, proteinase sitolitik, atau faktor nekrosis tumor (TNF) yang dihasilkan oleh sel makrofag. Sebagai sel perlindungan, makrofag dengan kesanggupan diapedesisnya dapat menembus endotel pembuluh darah menuju tempat invasi mikroba. Faktor kemotaktik monosit antara lain produk komplemen reaktan yang dihasilkan neutrofil, limfosit dan sel kanker. Fungsi lain adalah eliminasi sel mati dan sisa sel. Makrofag di dalam limpa akan memusnahkan eritrosit tua, sedangkan di dalam paru akan mengeliminasi debu dan asap rokok yang masuk ke paru. Aktivitas metabolik makrofag aktif akan meningkatkan sel aksi mikrobisidal dan tumorisidal.
Inflamasi
Inflamasi atau Radang adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang
mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
• tumor atau membengkak
• calor atau menghangat
• dolor atau nyeri
• rubor atau memerah
• functio laesa atau daya pergerakan menurun
Inflamasi merupakan proses yang vital untuk semua organisme dan berperan baik
dalam mempertahankan kesehatan maupun dalam terjadinya berbagai penyakit. Secara
mikroskopis, inflamasi menunjukkan gambaran yang kompleks seperti dilatasi
arteriol, kapiler dan venul; peningkatan permeabilitas dan arus darah; eksudasi cairan,
termasuk protein plasma; migrasi leukosit ke fokus inflamasi. Akumulasi leukosit
yang disusul dengan aktivasi sel merupakan kejadian sentral dalam patogenesis
hampir semua inflamasi. Bila reaksi inflamasi tidak terjadi, pejamu akan menjadi
imunokompromais. Sekarang kita sudah mengetahui inflamasi pada tingkat molekuler
dan seluler.
Bentuk inflamasi akut dan kronis terbanyak ditimbulkan oleh pengerahan komponen
humoral dan seluler dari sistem imun. Eliminasi bahan asing secara imunologis terjadi
dalam berbagai
tahap yang terintegrasi.
Imunitas dan alergi
Imunitas
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar
yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing
parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel
organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi
sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi
organisme.
Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang
menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh
sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme imun lainnya yang
berevolusi pada eukariot kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman,
ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang
disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.[1] Mekanisme yang lebih
berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya evolusi
vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ
tubuh dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai
bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi
untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori
imunologikal dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa
depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari
vaksinasi.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga
berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit
defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya,
menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit
genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh
farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang
disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang
hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda
asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus
tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan
penyakit adalah bagian dari penelitian.
Lapisan pelindung pada imunitas
Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan lapisan pelindung
kekhususan yang meningkat. Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan
virus memasuki tubuh. Jika patogen melewati pelindung tersebut, sistem imun bawaan
menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi respon tidak-spesifik. Sistem imun
bawaan ditemukan pada semua jenis tumbuhan dan binatang. Namun, jika patogen
berhasil melewati respon bawaan, vertebrata memasuki perlindungan lapisan ketiga,
yaitu sistem imun adaptif yang diaktivasi oleh respon bawaan.
Di sini, sistem imun mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah
penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah patogen dihabiskan pada
bentuk memori imunologikal dan menyebabkan sistem imun adaptif untuk memasang
lebih cepat dan serangan yang lebih kuat setiap patogen tersebut ditemukan.
Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem imun untuk
memusnahkan baik molekul sendiri dan non-sendiri. Pada imunologi, molekulsendi ri
adalah komponen tubuh organisme yang dapat dimusnahkan dari bahan asing oleh
sistem imun. Sebaliknya, molekulnon-sendi ri adalah yang dianggap sebagai molekul
asing. Satu kelas dari molekul non-sendiri disebut antigen (kependean darigenerator
antibodi) dan dianggap sebagai bahan yang menempel pada reseptor imun spesifik dan
mendapatkan respon imun.
Perisai permukaan
Beberapa perisai melindungi organisme dari infeksi, termasuk perisai mekanikal,
kimia dan biologi. Kulit ari tanaman dari banyak daun, eksoskeleton serangga, kulit
telur dan membran bagian luar dari telur dan kulit adalah contoh perisai mekanikal
yang merupakan pertahanan awal terhadap infeksi. Namun, karena organisme tidak
dapat sepenuhnya ditahan terhadap lingkungan mereka, sistem lainnya melindungi
tubuh seperti paru-paru, usus, dan sistem genitourinari. Pada paru-paru, batuk dan
bersin secara mekanis mengeluarkan patogen dan iritan lainnya dari sistem
pernapasan. Pengeluaran air mata dan urin juga secara mekanis mengeluarkan
patogen, sementara ingus dikeluarkan oleh saluran pernapasan dan sistem pencernaan
untuk menangkap mikroorganisme.
Perisai kimia juga melindungi terhadap infeksi. Kulit dan sistem pernapasan
mengeluarkan peptida antimikroba sepertiβ-defensin. Enzim seperti lisozim dan
fosfolipase A2 pada air liur, air mata dan air susu ibu juga antiseptik. Sekresi Vagina
merupakan perisai kimia selama menarche, ketika mereka menjadi agak bersifat asal,
sementara semen memiliki pertahanan dan zinc untuk membunuh patogen. Pada perut,
asam lambung dan protase menyediakan pertahanan kimia yang kuat melawan
patogen yang tertelan ketika dimakan.
Dalam saluran pencernaan dan sistem genitourinari, flora komensal merupakan perisai
biologi dengan bersaing dengan patogen untuk makanan dan tempat, dan pada
beberapa kasus, dengan mengubah kondisi lingkungan mereka, seperti pH atau besi
yang ada. Hal ini mengurangi kemungkinan bahwa patogen akan menyebabkan
penyakit. Namun, sejak kebanyakan antibiotik mengincar bakteri dan tidak menyerang
fungi, antibiotik oral dapat menyebabkan "pertumbuhan lebih" fungi dan dapat
menyebabkan kondisi seperti kandiasis vagina. Terdapat bukti baik bahwa perkenalan
kembali flora probiotik, seperti budaya asli lactobacillus yang ada pada yogurt,
menolong mengembalikan keseimbangan kesehatan populasi mikrobial pada infeksi
usus anak-anak dan mendorong data pendahuluan pada penelitian Gastroenteritis
bakterial, radang usus, infeksi saluran urin dan infeksi setelah operasi.
Imunitas bawaan
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu dengan sel dan
mekanisme sistem imun bawaan. Respon bawaan biasanya dijalankan ketika mikroba
diidentifikasi oleh reseptor pengenalan susunan, yang mengenali komponen yang
diawetkan antara grup mikroorganisme. Pertahanan imun bawaan tidak spesifik,
berarti bahwa respon sistem tersebut pada patogen berada pada cara yang umum.
Sistem ini tidak berbuat lama-penghabisan imunitas terhadap patogen. Sistem imun
bawaan adalah sistem dominan pertahanan seseorang pada kebanyakan organisme.
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu dengan sel dan
mekanisme sistem imun bawaan. Respon bawaan biasanya dijalankan ketika mikroba
diidentifikasi oleh reseptor pengenalan susunan, yang mengenali komponen yang
diawetkan antara grup mikroorganisme. Pertahanan imun bawaan tidak spesifik,
berarti bahwa respon sistem tersebut pada patogen berada pada cara yang umum.
Sistem ini tidak berbuat lama-penghabisan imunitas terhadap patogen. Sistem imun
bawaan adalah sistem dominan pertahanan seseorang pada kebanyakan organisme.
Pelindung humoral dan kimia
Peradangan
Peradangan adalah salah satu dari respon pertama sistem imun terhadap infeksi. Gejala
peradangan adalah kemerahan dan bengkak yang diakibatkan oleh peningkatan aliran
darah ke jaringan. Peradangan diproduksi oleh eikosanoid dan sitokin, yang
dikeluarkan oleh sel yang terinfeksi atau terluka. Eikosanoid termasuk prostaglandin
yang memproduksi demam dan pembesaran pembuluh darah berkaitan dengan
peradangan, dan leukotrin yang menarik sel darah putih (leukosit). Sitokin umum
termasuk interleukin yang bertanggung jawab untuk komunikasi antar sel darah putih;
Chemokin yang mengangkat chemotaksis; dan interferon yang memiliki pengaruh anti
virus, seperti menjatuhkan protein sintesis pada sel manusia. Faktar pertumbuhan dan
faktor sitotoksik juga dapat dirilis. Sitotokin tersebut dan kimia lainnya merekrut sel
imun ke tempat infeksi dan menyembuhkan jaringan yang mengalami kerusakan yang
diikuti dengan pemindahan patogen.
Sistem komplemen
Sistem komplemen adalah kaskade biokimia yang menyerang permukaan sel asing.
Sistem komplemen memiliki lebih dari 20 protein yang berbeda dan dinamai karena
kemampuannya untuk "melengkapi" pembunuhan patogen oleh antibodi. Komplemen
adalah komponen humoral utama dari respon imun bawaan. Banyak spesies memiliki
sistem komplemen, termasuk spesies bukan mamalia seperti tumbuhan, ikan, dan
beberapa invertebrata.
Pada manusia, respon ini diaktivasi dengan melilit komplemen ke antibodi yang
dipasang pada mikroba tersebut atau protein komplemen yang dililit pada karbohidrat
di permukaan mikroba. Pengenalan sinyal menjalankan respon membunuh dengan
cepat. Kecepatan respon adalah hasil dari pengerasan yang muncul mengikuti aktivas
proteolisis dari molekul kompleman, yang juga termasuk protease.
Setelah protein komplemen melilit pada mikroba, mereka mengaktifkan aktivitas
proteasenya, yang mengaktivasi protease komplemen lainnya. Hal ini menyebabkan
produksi kaskade katalisis yang memperbesar sinyal oleh arus balik positif yang
dikontrol. Hasil kaskade adalah produksi peptid yang menarik sel imun, meningkatkan
vascular permeability, dan opsonin permukaan patogen, menandai kehancurannya.
This Pemasukan komplemen juga dapat membunuh sel secara langsung dengan
menyerang membran plasma mereka.
Perisai selular sistem imun bawaan
Leukosit (sel darah putih) bergerak sebagai organisme selular bebas dan merupakan
"lengan" kedua sistem imun bawaan. Leukosit bawaan termasuk fagosit (makrofag,
neutrofil, dan sel dendritik), sel mast, eosinofil, basofil dan sel pembunuh alami. Sel
tersebut mengidentifikasikan dan membunuh patogen dengan menyerang patogen
yang lebih besar melalui kontak atau dengan menelan dan lalu membunuh
mikroorganisme. Sel bawaan juga merupakan mediator penting pada kativasi sistem
imun adaptif.
Fagositosis adalah fitur imunitas bawaan penting yang dilakukan oleh sel yang disebut
fagosit. Fagosit menelan, atau memakan patogen atau partikel. Fagosit biasanya
berpatroli mencari patogen, tetapi dapat dipanggil ke lokasi spesifik oleh sitokin.
Ketika patogen ditelan oleh fagosit, patogen terperangkap di vesikel intraselular yang
disebut fagosom, yang sesudah itu menyatu dengan vesikel lainnya yang disebut
lisosom untuk membentuk fagolisosom. Patogen dibunuh oleh aktivitas enzim
pencernaan atau respiratory burst yang mengeluarkan radikal bebas ke fagolisosom.
Fagositosis berevolusi sebagai sebuah titik pertengahan penerima nutrisi, tetapi peran
ini diperluas di fagosit untuk memasukan menelan patogen sebagai mekanisme
pertahanan. Fagositosis mungkin mewakili bentuk tertua pertahanan, karena fagosit
telah diidentifikasikan ada pada vertebrata dan invertebrata.
Neutrofil dan makrofag adalah fagosit yang berkeliling di tubuh untuk mengejar dan
menyerang patogen. Neutrofil dapat ditemukan di sistem kardiovaskular dan
merupakan tipe fagosit yang paling berlebih, normalnya sebanyak 50% sampai 60%
jumlah peredaran leukosit. Selama fase akut radang, terutama sebagai akibat dari
infeksi bakteri, neutrofil bermigrasi ke tempat radang pada proses yang disebut
chemotaksis, dan biasanya sel pertama yang tiba pada saat infeksi. Makrofag adalah
sel serba guna yang terletak pada jaringan dan memproduksi susunan luas bahan kimia
termasuk enzim, protein komplemen, dan faktor pengaturan seperti interleukin 1.
Makrofag juga beraksi sebagai pemakan, membersihkan tubuh dari sel mati dan debris
lainnya, dan sebagai sel penghadir antigen yang mengaktivasi sistem imun adaptif.
Dapat terlihat sel darah merah, dan juga terlihat sel darah putih termasuk limfosit,
monosit, neutrofil dan banyak platelet kecil lainnya.
Sel dendritik adalah fagosit pada jaringan yang berhubungan dengan lingkungan luar;
oleh karena itu, mereka terutama berada di kulit, hidung, paru-paru, perut, dan usus.
[35]
Mereka dinamai untuk kemiripan mereka dengan dendrit, memiliki proyeksi mirip
dengan dendrit, tetapi sel dendritik tidak terhubung dengan sistem saraf. Sel dendritik
merupakan hubungan antara sistem imun adaptif dan bawaan, dengan kehadiran
antigen pada sel T, salah satu kunci tipe sel sistem imun adaptif.
[35]
Sel Mast terletak di jaringan konektif dan membran mukosa dan mengatur respon
peradangan.
[36] Mereka berhubungan dengan alergi dan anafilaksis.[33] Basofil dan
eosinofil berhubungan dengan neutrofil. Mereka mengsekresikan perantara bahan
kimia yang ikut serta melindungi tubuh terhadap parasit dan memainkan peran pada
reaksi alergi, seperti asma.
[37] Sel pembunuh alami adalah leukosit yang menyerang
dan menghancurkan sel tumor, atau sel yang telah terinfeksi oleh virus.

Imunitas adaptif
Imunitas adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya respon imun
yang lebih kuat dan juga memori imunologikal, yang tiap patogen diingat oleh tanda
antigen.[39]
Respon imun adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan pengenalan
antigen "bukan sendiri" spesifik selama proses disebut presentasi antigen. Spesifisitas
antigen menyebabkan generasi respon yang disesuaikan pada patogen atau sel yang
terinfeksi patogen. Kemampuan tersebut ditegakan di tubuh oleh "sel memori".
Patogen akan menginfeksi tubuh lebih dari sekali, sehingga sel memori tersebut
digunakan untuk segera memusnahkannya.

0 Response to "KEKEBALAN TUBUH - IMMUNITAS"

Posting Komentar