Kromosom Y secara genetis seharusnya menyegel nasib janin dalam hal gender. Pria memiliki satu kromosom X dan satu Y, sementara perempuan memiliki dua kromosom X. Namun, dalam beberapa keluarga, anak lahir dengan kromosom X dan Y dan secara fisik berkembang sebagai perempuan, meskipun ia mungkin tidak menstruasi, dan saudara laki-laki serta sepupu laki-lakinya mungkin memiliki alat kelamin di bawah perkembangan atau ambigu.
Kini, sebuah tim internasional yang dipimpin oleh Harry Ostrer, MD, direktur Program Genetika Manusia di NYU Langone Medical Center, telah mengidentifikasi gen yang tampaknya menjadi pengalih (saklar) penting dalam menentukan apakah program biologis untuk pengembangan gender akan berjalan sesuai dengan rencana, atau jika, ketika bermutasi, akan menyebabkan kesalahan dalam program. Mereka melaporkan hasil temuan ini dalam American Journal of Human Genetics, edisi 2 Desember 2010, yang dipublikasikan Cell Press.
“Kami telah menemukan sebuah saklar molekul baru yang tampaknya memodulasi jalur di antara perkembangan laki-laki dan perempuan,” kata Dr Ostrer, seorang profesor pediatri, patologi dan obat-obatan di NYU Langone Medical Center. Penemuan ini memungkinkan para peneliti menjelaskan penyebab dari apa yang disebut kondisi “interseks”. “Ini menenangkan pasien dan keluarga mereka untuk mengetahui bahwa hal ini terjadi karena suatu alasan,” katanya. Tes pemindaian pada saklar ini juga telah digunakan di Perancis untuk mengidentifikasi janin yang terkena, anak-anak, dan orang dewasa yang juga berada pada peningkatan resiko mengembangnya jenis kanker tertentu.
Gen yang baru teridentifikasi ini, yang disebut MAP3K1, bukanlah yang pertama yang berkaitan dengan penentuan seks. Gen laki-laki, yang disebut disebut SRY, ditemukan pada kromosom Y 20 tahun yang lalu, dan sejak saat itu sejumlah gen lain semacam ini juga telah ditemukan. “Namun MAP3K1 mungkin memegang kunci untuk memahami bagaimana berbagai gen terhubung,” kata Dr Ostrer.
Dr Ostrer beserta kolaborator di Inggris, Australia, dan Perancis, menghabiskan sembilan tahun dalam mencari gen yang bertanggung jawab atas gangguan penentuan seks di dalam dua keluarga, satu di Perancis dan yang lainnya di Selandia Baru, dan juga pada beberapa individu yang terkena. Mutasi yang berbeda dalam MAP3K1 ditemukan pada individu yang tidak sekerabat. Beberapa wanita yang memiliki kromosom Y dalam studi ini hanya sebagian saja yang mengembangkan ovarium, suatu klitoris di bawah pengembangan, dan rambut yang berlebihan, sementara yang lain memiliki tumor di indung telur mereka. Beberapa laki-laki memiliki uretra yang terbuka di bagian bawah penis atau memiliki penis kecil yang abnormal. Dan beberapa di antaranya juga subur. Semua orang yang memiliki gen SRY normal, membawa para peneliti untuk mencurigai bahwa MAP3K1 bisa mempengaruhi kegiatan gen tersebut. Percobaan tambahan dalam penelitian ini memberikan bukti untuk berapa hal yang mungkin terjadi.
Kira-kira 1 dari 1000 individu dipengaruhi oleh gangguan ini, kata Dr Ostrer. Untuk lebih memahami prevalensi serta mengidentifikasi gen baru dan jalurnya, dia menyiapkan konsorsium nasional bagi urutan genom individu dan orang tua mereka yang terkena.
Kolaborator Dr Ostrer meliputi Alexander Pearlman dan Johnny Loke dari NYU Langone Medical Center, Andy Greenfield dari MRC Mammalian Genetics Unit di Inggris, Andrew Sinclair dan Stefan White dari Murdoch Children’s Research Institute di Australia, serta Cedric Le Caignec dan Albert David dari Centre Hospitalier Universitaire de Nantes di Perancis.
Sumber artikel: Team Identifies Genetic Switch for Determining Gender(communications.med.nyu.edu)
Kredit: NYU Langone Medical Center / New York University School of Medicine
Informasi lebih lanjut:
Alexander Pearlman, Johnny Loke, Cedric Le Caignec, Stefan White, Lisa Chin, Andrew Friedman, Nicholas Warr, John Willan, David Brauer, Charles Farmer, Eric Brooks, Carole Oddoux, Bridget Riley, Shahin Shajahan, Giovanna Camerino, Tessa Homfray, Andrew H. Crosby, Jenny Couper, Albert David, Andy Greenfield, Andrew Sinclair, Harry Ostrer. Mutations in MAP3K1 Cause 46,XY Disorders of Sex Development and Implicate a Common Signal Transduction Pathway in Human Testis Determination. American Journal of Human Genetics, 2010; DOI: 10.1016/j.ajhg.2010.11.003
Kredit: NYU Langone Medical Center / New York University School of Medicine
Informasi lebih lanjut:
Alexander Pearlman, Johnny Loke, Cedric Le Caignec, Stefan White, Lisa Chin, Andrew Friedman, Nicholas Warr, John Willan, David Brauer, Charles Farmer, Eric Brooks, Carole Oddoux, Bridget Riley, Shahin Shajahan, Giovanna Camerino, Tessa Homfray, Andrew H. Crosby, Jenny Couper, Albert David, Andy Greenfield, Andrew Sinclair, Harry Ostrer. Mutations in MAP3K1 Cause 46,XY Disorders of Sex Development and Implicate a Common Signal Transduction Pathway in Human Testis Determination. American Journal of Human Genetics, 2010; DOI: 10.1016/j.ajhg.2010.11.003
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "Ilmuwan Menemukan Saklar Genetik yang Menentukan Jenis Kelamin"
Posting Komentar