CYCLUS HIDUP AVERTEBRATA

PORIFERA (HEWAN BERPORI)
  • Sel Arkeosit di bagian lapisan endodermis
  • Sel arkeosit membentuk sperma dan ovum
  • Sperma dan Ovum segera bergerak di air
  • Pertemuan Sperma dan ovum di mesoglea
  • di mesoglea terjadi fertilisasi eksternal terbentuk zigot (2n)
  • Zygot di telur tersebut kemudian berkembang dan menetas membentuk larva
  • Setelah itu larva bersilia menempel , membalik lapisan tubuhnya - sel-sel berflagel berada di bagian dalam dan berubah menjadi sel koanosit - tunas (kuncup) di bagian kaki membesar tinggal bersama induknya membentuk koloni (Prosesi ini bisa berupa gemulae)



Ciri-ciri porifera secara umum adalah
  • tubuh simetrik radial / asimetris
  • bentuk tubuh seperti jambangan bunga, pipih serupa bola atau cabang – cabang
  • memiliki endoskeleton berbentuk spikul atau sponging
  • permukaan tubuhnya banyak pori – pori yang berhubungan dengan suatu system kanal
  • dengan ruang – ruang yang di batasi oleh sel – sel leher ( choanocyte )
  • pencernaan makanan berlangsung di dalam sel,
  • hidup melekat pada obyek / dasar, didalam air laut,
  • hanya 1 famili yang hidup di dalam air tawar yaitu Spongilidae,
Porifera mempunyai dua fase hidup
  • Fase polip
  • Fase sesil
  • Fase sesilis terjadi pada saat porifera masih larva dan bisa bergerak dengan bebas,
  • Fase polip mereka menempel pada tempat tertentu hingga dewasa.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini


  • Tempat hidupnya dalam air maka porifera menyerap dan mengeluarkan air di seluruh bagian tubuhnya melalui jutaan pori-pori kecil yang dia miliki.
  • Pori-pori yang berfungsi sebagai pintu masuk air kedalam tubuh bunga karang disebut dengan Ostium
  • Air yang masuk kedalam bagian tengah tubuh bunga karang akan disebarkan keseluruh bagian tubuh yang bagian itu disebut Spongocoel kemudian air dikeluarkan ke pori pori yang besar disebut Osculum.
  • jadi urutannya Laut - Ostium - Spongocoel - Osculum
Secara umum Perkembangan siklus hidupnya sebagai berikut


COELENTERATA ( HEWAN BERONGGA )

KLASIFIKASI MELIPUTI
1. Kelas : Hydrozoa : Hydra , Obelia
2. Kelas : Anthozoa : Metridium ( Mawar Laut)
3. Kelas : Schypozoa: Aurelia aurita ( Ubur ubur )

1. CYCLUS HIDUP Obelia

  • Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot - morula - planula (larva berenang bebas) - koloni muda - tunas (fase polip) - medusa - medusa dewasa melepaskan diri dari polip (terdiri dari jantan dan betina)

Cyclus Hidup / Daur Obelia ( HIDROZOA )

2. CYCLUS HIDUP Aurelia aurita

Kelas Scyphozoa : Aurelia auria
  • Fertilisasi sperma dan ovum di air - zigot planula (larva bersilia) - skifistoma (fase polip) - strobila (kuncup) - efira - medusa - medusa jantan dan betina

Cyclus Aurelia aurita ( ubur ubur) SCHYPOZOA

PLATYHELMINTHES ( CACING PIPIH )

KLASIFIKASI MEKIPUTI
1. TREMATODA ( CACING HATI )
2. CESTODA ( CACING PITA )
3. TURBELLARIA ( CACING PLANARIA)

CYCLUS HIDUP KELOMPOK TREMATODA
  • Fasciola hepatica ( Cacing hati )
  • Schistoma

1. Fasciola hepatica
  • Telur keluar menetas di air - larva bersilia (mirasidium) menempel pada tubuh siput air ( Lymnea truncatulla) - mirasidium berubah menjadi larva sporosista - sporosista melakukan PAEDOGENESIS membentuk banyak redia - larva Redia juga melakukan Paedogenesis membentuk Larva serkaria - larva sercaria muncul ekor membentuk Larva Metaserkaria segera Larva metaserka berenang dari siput menuju kedarat menempel pada tumbuhan sekitar perairan tersebut - tanaman dimakan hewan ternak - Larva metacercaria pecah dari kistanya masuk ke usus ternak - menerobos menuju hati ternak menjadi Cacing Dewasa


2. Kelompok cacing Schistoma

  • Telur dikeluarkan bersama kotoran dan urine ke lingkungan
  • Dalam kondisi lingkungan yang yang optimal telur menetas menjadi larva mirasidiumLarva mirasidium berenang mencari siput air ( Lymnea truncatula)
  • Larva segera masuk ketubuh siput sebagai inang sementara (host intermediate)
  • Tahapan selanjutnya di tubuh siput , Mirasidium tumbuh menjadi larva disebut sporocyst
  • Larva sporosis melakukan Paedogenesis (masih larva mampu menurunkan keturunan) membentuk Redia
  • Begitu pula larva Redia melakukan Paedogenesis kembali membentuk serkaria
  • Setelah itu, Larva serkaria tumbuh ekor untuk berenang keluar dari tubuh inang Siput
Ciri karakter cacing ini ekornya bercabang
  • Cacing Schistosoma segera mencari inang tetap manusia dengan menembus kulit
  • Schistosoma masuk melalui beberapa jaringan menuju vena
  • Cacing dewasa pada manusia berada di venula mesenterika di berbagai lokasi
  • Spesifik untuk species Schistosoma japonicum lebih sering ditemukan di vena mesenterika superior pada usus halus
  • sedang Schistosoma mansoni lebih sering terjadi di pembuluh darah mesenterika superior pada usus besar
  • Namun itupun tidak selalu tetap di tempat tersebut karena ia bisa bergerak bisa juga ditemukan di tempat lainnya sehingga tidak mungkin untuk mengatakan secara tegas bahwa suatu spesies hanya terjadi di satu lokasi
  • Schistosoma haematobium paling sering terjadi pada pleksus vena kandung kemih, tetapi juga dapat ditemukan dalam venula dubur
  • cacing Schistoma jenis Betina berukuran lebih besar (ukuran 7-20 mm) dibanding yang jenis jantan
  • Telur dalam venula kecil dari sistem portal dan perivesical bisa bergerak pindah kearah lumen pada usus pada cacing jenisSchistosoma mansoni dan Schistosoma japonicum) dan pada cacingSchistosoma haematobium telur bisa berada dikandung kemih dan ureter sehingga telur pada kelompok cacing Schistoma ini bisa dikeluarkan melalui kotoran atau urine
  • kontak manusia dengan air sehingga diperlukan untuk infeksi oleh schistosomes.
  • Juga berbagai binatang seperti anjing, kucing, tikus, babi, kuda dan kambing bisa menjadi inang untuk Schistosoma japonicum .
  • Distribusi Geografis: Schistosoma mansoni ditemukan di beberapa bagian Amerika Selatan dan Karibia, Afrika, dan Timur Tengah
  • Schistosoma haematobium dapat ditemukan di Afrika dan Timur Tengah
  • Sedang Schistosoma. japonicum ditemukan di jepang
  • Schistosoma mekongi , Schistosoma intercalatum serta Schistosoma focally ditemukan di Asia Tenggara dan Afrika Barat
5. Kelas Cestoda : Taenia ( CACING PITA)


  • Proglotid dikeluarkan, berisi ribuan telur.
  • Di dalam telur ada larva (onkosfer) - tertelan babi/sapi
  • Onkosfer tumbuh kait sebanyak 6 (Hexa) membentu Hexacant
  • Hexacant dengan kaitnya keluar menembus dinding usus menuju saluran limfe dan ikut aliran darah otot sapi/babi
  • di otot ternak tersebut larva bertahan membentuk kista disebut larva Cistiserkus / Cacing gelembung
  • Cystycercus di otot / daging itu termakan manusia karena pengolahannya tidak matang
  • Cystycercus tumbuh membentuk scolex dalam perjalanan menuju usus
  • dan kemudian Scolex menempel di dinding usus membentuk Proglotid ( ruas ruas ) terbetuklah cacing pita
  • Cacing pita dewasa yang diusus ini tumbuh terus hingga membentuk pita yang panjang ( bisa 20 m) di usus
  • Cacing Pita yang ada di usus itu menyerap sari makanan secara osmosis meleluia seluruh permukaan proglotidnya sehingga penderita (Taeniasis) tubuhnya kurus
Life cycle of Taenia saginata and Taenia solium:

Tapeworm Life Cycle
  • Humans are the only definitive hosts for Taenia saginata and Taenia solium.
  • Eggs or gravid proglottids are passed with feces
  •  ; the eggs can survive for days to months in the environment. Cattle (T. saginata) and pigs (T. solium) become infected by ingesting vegetation contaminated with eggs or gravid proglottids
  •  . In the animal's intestine,
  • the oncospheres hatch  , invade the intestinal wall, and migrate to the striated muscles, where they develop into cysticerci. A cysticercus can survive for several years in the animal.
  • Humans become infected by ingesting raw or undercooked infected meat  . In the human intestine, the cysticercus develops over 2 months into an adult tapeworm, which can survive for years.
  • The adult tapeworms attach to the small intestine by their scolex  and reside in the small intestine  .
  • Length of adult worms is usually 5 m or less for T. saginata (however it may reach up to 25 m) and 2 to 7 m for T. solium.
  • The adults produce proglottids which mature, become gravid, detach from the tapeworm, and migrate to the anus or are passed in the stool (approximately 6 per day). T. saginata adults usually have 1,000 to 2,000 proglottids, while T. solium adults have an average of 1,000 proglottids.
  • The eggs contained in the gravid proglottids are released after the proglottids are passed with the feces. T. saginata may produce up to 100,000 and T. solium may produce 50,000 eggs per proglottid respectively.
  • Geographic Distribution: Both species are worldwide in distribution. Taenia solium is more prevalent in poorer communities where humans live in close contact with pigs and eat undercooked pork, and in very rare in Muslim countries
NEMATHELMINTHES ( CACING GILIG )


1. CACING PERUT ( Ascaris lumbricoides )


Usus manusia - cacing - telur cacing keluar bersama feses - tersebar menempel pada makanan - termakan - menetas - larva menembus usus - aliran darah - jantung - paru-paru - kerongkongan - tertelan - usus manusia - cacing dewasa
  • Adult worms  live in the lumen of the small intestine.
  • A female may produce approximately 200,000 eggs per day, which are passed with the feces
  • Unfertilized eggs may be ingested but are not infective.
  • Fertile eggs embryonate and become infective after 18 days to several weeks  , depending on the environmental conditions (optimum: moist, warm, shaded soil).
  • After infective eggs are swallowed  , the larvae hatch  , invade the intestinal mucosa, and are carried via the portal, then systemic circulation to the lungs  .
  • The larvae mature further in the lungs (10 to 14 days), penetrate the alveolar walls, ascend the bronchial tree to the throat, and are swallowed  .
  • Upon reaching the small intestine, they develop into adult worms  .
  • Between 2 and 3 months are required from ingestion of the infective eggs to oviposition by the adult female.
  • Adult worms can live 1 to 2 years.
  • Geographic Distribution: The most common human helminthic infection. Worldwide distribution. Highest prevalence in tropical and subtropical regions, and areas with inadequate sanitation. Occurs in rural areas of the southeastern United States
2. CACING TAMBANG ( Ankylostoma duodenale)

Usus manusia - cacing - telur keluar bersama feses - tempat becek - menetas - hidup lama - menempel pada kaki manusia - menembus kaki - aliran darah - jantung - paru-paru - kerongkongan - tertelan - usus manusia - cacing dewasa
Hokwarm Life Cycle

  • Eggs are passed in the stool  , and under favorable conditions (moisture, warmth, shade), larvae hatch in 1 to 2 days.


  • The released rhabditiform larvae grow in the feces and/or the soil  , and after 5 to 10 days (and two molts) they become become filariform (third-stage) larvae that are infective  .


  • These infective larvae can survive 3 to 4 weeks in favorable environmental conditions.


  • On contact with the human host, the larvae penetrate the skin and are carried through the veins to the heart and then to the lungs.


  • They penetrate into the pulmonary alveoli, ascend the bronchial tree to the pharynx, and are swallowed  .


  • The larvae reach the small intestine, where they reside and mature into adults. Adult worms live in the lumen of the small intestine, where they attach to the intestinal wall with resultant blood loss by the host  .


  • Most adult worms are eliminated in 1 to 2 years, but longevity records can reach several years
3. CACING KREMI (Oxyuris vermicularis )


Pinworm Life Cycle
  • Eggs are deposited on perianal folds  .


  • Self-infection occurs by transferring infective eggs to the mouth with hands that have scratched the perianal area  .


  • Person-to-person transmission can also occur through handling of contaminated clothes or bed linens.


  • Enterobiasis may also be acquired through surfaces in the environment that are contaminated with pinworm eggs (e.g., curtains, carpeting).


  • Some small number of eggs may become airborne and inhaled.


  • These would be swallowed and follow the same development as ingested eggs.


  • Following ingestion of infective eggs, the larvae hatch in the small intestine  and the adults establish themselves in the colon  .


  • The time interval from ingestion of infective eggs to oviposition by the adult females is about one month.


  • The life span of the adults is about two months.


  • Gravid females migrate nocturnally outside the anus and oviposit while crawling on the skin of the perianal area  .


  • The larvae contained inside the eggs develop (the eggs become infective) in 4 to 6 hours under optimal conditions  .


  • Retroinfection, or the migration of newly hatched larvae from the anal skin back into the rectum, may occur but the frequency with which this happens is unknown.
  • Geographic Distribution: Worldwide, with infections more frequent in school- or preschool- children and in crowded conditions. Enterobiasis appears to be more common in temperate than tropical countries. The most common helminthic infection in the United States (an estimated 40 million persons infected)
ARTHROPODA ( HEWAN BERUAS RUAS )
Telur - larva (ulat) - kepompong (pupa) - dewasa (imago)

  • kupu-kupu (kelas Lepidoptera)Metamorfosis sempurna (Holometabola)
  • Capung , Belalang , Jangkrik dll Metamorfosis tak sempurna (hemimetabola)
Prediksi Soal :


0 Response to "CYCLUS HIDUP AVERTEBRATA"

Posting Komentar