ABSTRAK
Pada 2007, penderita kanker rahim tertinggi kedua di Indonesia dan di dunia. Penyembuhan yang biasa dilakukan sering berefek negatif, diantaranya menyebabkan mual, muntah, leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim. Melalui riset in vitro, 50 % sel kanker rahim dapat dimatikan oleh buah merah. Kesimpulan penulisan ini adalah buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker rahim, mekanisme kerja buah merah membunuh sel-sel kanker melalui senyawa tokoferol, alfatokoferol, dan betakarotin, buah merah dimanfaatkan melalui sarinya untuk pengobatan sel kanker rahim
Kata Kunci: Buah Merah, Obat Alternatif, Kanker Rahim
PENDAHULUAN
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan akan terus membela diri, selanjutnya menyusup ke jaringan disekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang (Mangan, 2005). Secara garis besar kanker dibagi menjadi 4 jenis, antaralain: Karsinoma, Sarkoma, Leukimia, dan Limfoma.
Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker, dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang. (Kardinan, 2003: hal.12). Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, dan menempati urutan keenam sebagai penyebab kematian. Data Depkes menyebutkan, sekitar enam persen atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.
Kanker Rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis kanker, termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal. Pertumbuhan sel tersebut muncul karena adanya mutasi gen. Ada berbagai faktor pemicu kanker, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar. Faktor luar pemicu kanker adalah lingkungan, zat karsinogenik, dan lain-lain.
Berdasarkan data 2001, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus meningkat. Sedangkan berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) 2002, kanker rahim menempati urutan kedua dengan temuan kasus baru 9,7 persen dan jumlah kematian 9,3 persen dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Anoymous, 2007). Data dari instalasi Kanker Terpadu Tulip di RS Sardjito Yogyakarta menunjukkan dari tahun ke tahun terjadi kenaikan kasus kanker leher rahim (4,9%) dan usia penderita terbanyak 46-50 tahun. WHO mencatat setiap tahun, di dunia terdapat 490 ribu perempuan menderita kanker ini, dan 240 ribu di antaranya meninggal. Pada 2007, penderita kanker tertinggi kedua di Indonesia adalah kanker rahim. Meski belum diketahui pasti insiden kanker di Indonesia, namun berdasarkan data Globocan tersebut, pada 2002 didapatkan perkiraan penderita kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 persen per 100.000 perempuan (Anoymous, 2008).
Secara umum penyembuhan yang biasa dilakukan untuk penyakit kanker adalah sebagai berikut: pembedan (operasi), penyinaran (radioterapi), dan kemoterapi. Namun penyembuhan tersebut bisa berefek negatif, yakni memperburuk kondisi pasien diantaranya menyebabkan mual, muntah, leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Seperti yang disampaikan dr. Abidin Widjanarko, Sub bagian Hematologi-Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI dan RS Kanker Dharmais. Selain itu vaksin untuk mencegah kanker yang diproduksi oleh dua perusahaan obat berskala internasional, Merck dan GlaxoSmithKline, harga jualnya di Indonesia masih sangat mahal yaitu pertiga kali dosis suntikan sekitar Rp 3,5 juta.
Kenyataan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk pengobatan kanker dengan menggunakan bahan hayati. Salah satu bahan hayati lokal yang berpotensi untuk pengobatan kanker adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam.) Buah ini mengandung Tokoferol, Alfatokoferol, Betakaroten, Protein, Kalsium, Besi, Fosfor, Vitamin C, Asam Palmitoleat, Asam oleat, Asam linoleat, dan Asam alfa linolenat( Anymous, 2005). Kandungan kimia terbesar dari buah merah adalah Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten, yang mempunyai fungsi sebagai antioksidanyang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker, tumor, dan HIV/AIDS. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah buah merah berpotensi sebagai obat penyakit kanker khususnya kanker rahim; (2) bagaimana mekanisme kerja buah merah dalam membunuh sel-sel kanker rahim; (3) bagaimana pemanfaatan buah merah sebagai obat dalam membunuh sel-sel kanker rahim? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui potensi dari buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim.
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat buah merah sebagai obat untuk penyembuhan penyakit kanker terutama kanker rahim, yang berasal dari bahan hayati lokal Indonesia. Aspek ekonomi, pemanfaatan buah merah sebagai obat penyembuhan kanker rahim dapat menghemat biaya.
PEMBAHASAN
Potensi Buah Merah Sebagai Obat Kanker
Karakteristik Buah Merah
Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) termasuk family Pandanaceae. Buah merah umumnya berbentuk panjang lonjong atau agak persegi. Panjang buah 30-120 cm. Diameter buah 10-25 cm. Buah ini umumnya berwarna merah, merah kecokelatan, dan ada pula yang berwarna kuning. Kulit buah bagian luar menyerupai buah nangka. Di Papua, beberapa daerah yang menjadi sentra buah merah adalah daerah-daerah yang berada di sepanjang lereng pegunungan Jayawijaya. Di antaranya Kelila, Bokondini, Karubaga, Kobakma, Kenyam, dan Pasema.
Di Papua terdapat lebih dari 30 jenis buah merah, tetapi ada 4 kultivar yang banyak dikembangkan yaitu :
1. Kultivar merah panjang, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung. Panjang buah mencapai 96-102 cm dengan diameter 15-20 cm. bobot buah mencapai 7-8 kg
2. Kultivar merah pendek, memiliki buah berbentuk silindris, ujung me-lancip, dan pangkal menjantung. Panjang buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, bobot buah 2-3 kg.
3. Kultivar merah coklat, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung. Panjang buah 27-33 cm, diameter 6,9-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.
4. Kultivar kuning, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul dengan pangkal menjantung. Panjang buah 35-42 cm, diameter 11-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.
Namun, yang banyak digunakan sebagai obat adalah buah merah panjang. Di daerah asal buah merah yaitu Papua, buah ini dikenal dengan nama sait, mongka memyeri, atau barkum. Saat ini buah merah masih termasuk endemik Papua. Buah merah banyak tumbuh di kawasan hutan sekunder dengan kondisi lembab (Mangan, 2005)
Kajian Kimia dan Farmakologis
Buah merah banyak mengandung bahan-bahan yang diperlukan dalam pengobatan penyakit. Sampel sari buah merah barugum yang berhasil diteliti oleh Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan kandungan senyawa kimia seperti yang tertera di Tabel berikut ini.
Tabel 1. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah
No | Bahan Kimia | Kandungan |
1 | Tokoferol | 511 ppm |
2 | Alfatokoferol | 351 ppm |
3 | Betakaroten | 59,7 ppm |
4 | Protein | 0,27 % |
5 | Kalsium | 9,730 mg |
6 | Besi | 17,885mg |
7 | Fosfor | 0,774% |
8 | Vitamin C | 0,088 ug/g |
9 | Asam Palmitoleat | 1091 mg |
10 | Asam oleat | 66057 mg |
11 | Asam linoleat | 5532 mg |
12 | Asam alfa linolenat | 589 mg |
Sementara itu, penelitian I Made Budi terhadap buah merah yang dimuat di buku Buah Merah (Penebar Swadaya, 2004) menunjukkan basil seperti di 2 tabel berikut ini.
Tabel 2. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah
No | Bahan Kimia | Kandungan |
1 | Tokoferol | 511 ppm |
2 | Alfatokoferol | 351 ppm |
3 | Betakaroten | 59,7 ppm |
4 | Protein | 0,27 % |
5 | Kalsium | 9,730 mg |
6 | Besi | 17,885mg |
7 | Fosfor | 0,774% |
8 | Vitamin C | 0,088 ug/g |
9 | Asam Palmitoleat | 1091 mg |
10 | Asam oleat | 66057 mg |
11 | Asam linoleat | 5532 mg |
12 | Asam alfa linolenat | 589 mg |
Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa ini membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Keberadaan ketiga senyawa ini membuat buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker (Anoymous, 2007)
Peran buah merah dalam membantu penyembuhan kanker ini karena kandungan tokoferol dan betakarotennya yang relatif tinggi. Kedua senyawa kimia ini bekerja sama sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan, kedua senyawa ini berperan mencegah dan menekan pembiakan sel-sel kanker. Omega 3 yang terkandung di dalam buah merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak, sehingga sangat disarankan bagi penderita kanker payudara.
Mekanisme Kerja Buah Merah Sebagai Obat Kanker Rahim
Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Omega 3 yang terkandung di dalam buah merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak (Anymous, 2008)
Menurut Made, semua bahan yang terkandung dalam buah merah merupa-kan senyawa-senyawa obat yang aktif. Misalnya, betakaroten dan tokoferol (vitamin E) dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh. Betakaroten ber-fungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Betakaroten meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Ada studi yang membuktikan, bahwa konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak (Bagoes Illen, 2007)
Bertambahnya sel-sel pembunuh alami akan menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh menetralisir radikal bebas-senyawa karsinogen penyebab kanker. Jika antioksidan tersedia setiap saat dalam darah sel-sel tubuh terlindung dari kerusakan akibat radikal bebas. Berdasarkan penelitian Made, buah merah menghasilkan antioksidan yang bersifat antikanker dan tokoferol atau vitamin E.
Peran buah merah sebagai antikarsinogen makin lengkap dengan keha-diran tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tu-buh. Tokoferol juga mengurangi morbiditas dan mortalitas (kematian) sel-sel ja-ringan, sehingga akan menangkal dan mematikan serbuan radikal bebas. Kolesterol dalam darah pun dapat dinetralisir oleh tookferol. Selain itu, buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah
Betakaroten dan Alfa tokoferol dikenal sebagai antioksidan sekunder yang berfungsi menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Reaksi inilah yang menghambat terjadinya penumpukan flek pada arteri, sehingga aliran darah ke jantung dan otak menjadi lancer. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ia meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit
Setahun terakhir, banyak yang membuktikan khasiat buah merah. Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia membuktikannya melalui riset in vitro. Sang guru besar itu memanfaatkan sel L 1210 dan HeLa – masing-masing penyebab kanker leukemia dan kenker rahim. Sel kanker dimasukkan ke media di cawan dan diinkubasikan. Buah merah diberikan bertahap dari dosis terkecil hingga menyebabkan kematian 50% sel kanker. Penghambatan pertumbuhan sel kanker dihitung dengan microplate reder. Kemam-puan buah merah mematikan 50% sel, indikator adanya aktivitas antikanker. Hasil riset menunjukkan, sari buah merah terbukti antikanker leukemia. Nilai LC50 mencapai 20,04ug/ml. Artinya, untuk mematikan 50% total sel kanker, perlu sari buah merah berdosis 20,04ug/ml. Sedangkan nilai LC50 untuk sel HeLa 240ug/ml. (Anymous, 2008)
Berdasarkan penelitian farmasi UI yang menguji efek farmakologis buah merah didapatkan hasil uji toksitas menunjukkan LD50 mencit jantan 2,687 g/kg bb. dan menci betina 6,714 g/kg bb. Hal ini menunjukkan dosis buah merah yang banyak dianjurkan cukup aman (Anymous, 2007)
Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa buah merah sangat efektif dalam mengobati kanker terutama kanker rahim hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia yang membuktikannya melalui riset in vitro. Selain itu, dari segi keamanan buah merah cukup aman dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Pemanfaatan Buah Merah Sebagai Obat Kanker.
Pemanfaatan buah merah untuk mengobati penyakit kanker umumnya dalam bentuk sari buah merah yang tersedia dalam bentuk cair (tincture). Proses pembuatan sari buah merah ini sebagai berikut:
1. Memilih buah yang benar-benar matang yaitu kulit buah berwarna merah menyala dan jarak antar tonjolan cukup jarang.
2. Buah dibelah, lalu dikeluarkan empelurnya, selanjutnya dipotong-potong, kemudian dicuci dengan air hingga bersih.
3. Daging buah dikukus dengan api sedang sekitar 1-1,5 jam. Setelah matang dan daging buah lunak, diangkat dan didinginkan.
4. Tambahkan sedikit air, lalu diperas hingga menjadi seperti pasta. Saring pasta untuk memisahkan bijinya.
5. Pasta dimasak kembali dalam wajan selama 4-5 jam. Setelah mulai mendidih, pasta tetap dibiarkan di atas api selama 10 menit hingga muncul minyak berwarna kehitaman di atas permukaan pasta.
6. Angkat dan diamkan selama 1 hari. Minyak yang terbentuk diambil perlahan-lahan dengan menggunakan sendok, pindahkan minyak ke wadah transparan seperti gelas atau mangkuk, lalu diamkan selama 2 jam hingga minyak dan air benar-benar terpisah.
7. Kemudian pisahkan minyak ke wadah lain dengan menggunakan sendok. Diamkan lagi selama 2 jam. Jika sudah tidak ada air yang tercampur, berarti proses pengolahan sudah berakhir. Dari satu buah akan diperoleh sari buah merah sebanyak 150-200 ml.
(Redaksi Trubus, 2005).
Dosis untuk terapi pengobatan penyakit kanker, sari buah merah diminum 3×1 sendok teh setelah makan, sedangkan untuk memelihara kesehatan cukup 2×1 sendok teh sehari. Dalam proses penyembuhan sangat dianjurkan buah merah dikombinasikan bersama herbal lain yang berkhasiat membunuh kanker secara langsung seperti keladi tikus, dan sambiloto. Selain itu, juga perlu dikonsumsi bersama dengan suplemen makanan lain seperti spirulina sehingga proses penyembuahan kanker lebih cepat. Saat mengkonsumsi buah merah, hindari pengencer dari aspirin atau golongan warfarin (Mangan, 2005).
Penderita kanker stadium 2-4 dianjurkan mengonsumsi 1 sendok makan 3 kali sehari sesudah makan. Jika sedang menjalani kemoterapi, konsumsi sari buah merah dilakukan 2 hari sesudahnya. Dosis 2 x sehari, masing - masing 1 sendok makan.
Kajian Religi
Bila dikaji dari sisi religius, Allah SWT sangat menganjurkan menggunakan tumbuh-tumbuhan dalam mengobati suatu penyakit, hal ini seperti tersirat dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai berikut:
Q.S Al An’am ayat 141: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“
Q.S Al Baqarah ayat 57:”Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”[53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang ”menganiaya diri mereka sendiri”.
Q.S Al Baqarah ayat168: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Q.S An Nahl ayat114:”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Q.S Al Maa’idah ayat 88:”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”
Dari ayat-ayat di atas dapat kita ketahui bahwasanya Allah SWT, menganjurkan umatnya untuk makan-makanan yang halal lagi baik diantarannya adalah mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan tentang “BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH ALTERNATIF PENYEMBUH KANKER RAHIM” maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Buah merah sangat berpotensi sebagai obat kanker terutama kanker rahim, hal ini karena buah merah mengandung senyawa Tokoferol, Alfatokoferol, dan Betakaroten sebagai senyawa dalam mengobati penyakit kanker terutama kanker rahim.
2. Mekanisme buah merah dalam membunuh sel-sel kanker yaitu senyawa Tokoferol, alfatokoferol, dan Betakaroten akan menekan dan membunuh sel-sel kanker. Omega 3 akan memperbaiki jaringan sel yang rusak akibat kanker.
3. Pemanfaatan buah merah sebagai obat kanker dengan cara diambil sarinya.
SARAN
Berdasarkan penulisan ini, disarankan pada pemerintah lebih mempopuler-kan khasiat buah merah sebagai alternatif obat penyakit kanker. Masyarakat juga diharapkan lebih memanfaatkan potensi hayati lokal sebagai obat yaitu buah merah karena telah teruji khasiatnya dalam mengobati kanker dan harganya lebih murah dari pada pengobatan medis.
DAFTAR PUSTAKA
Anoymous.2008.Buah Merah Mengatasi Berbagai Penyakit Degeratif.(Online). (http://id.88db.com/id/Members/Member_Info.page?mid=75430). Diakses tanggal 20 Juni 2008
Anoymous.2008. Dicanangkan, Program Nasionai Deteksi Kanker Rahim dan Payudara. (Online). (http://www.kompas.com/index.php/kesehatan/news). Diakses tanggal 26 Juni 2008
Anoymous.2008.Fakta Terbaru Buah Merah.(Online).(http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=iduser=5). Diakses tanggal 22 Juni 2008
Anoymous.2007.Bukti Ilmiah Sari Buah Merah.(Online). (http://www.deherba.com/sekilas-buah-merah-2.html). Diakses tanggal 20 Juni 2008
Anoymous.2007. KandunganBuah Merah. (Online).
(http://www.deherba.com/tentang -kami-2.html). Diakses tanggal 18 Juni 2008
Anoymous.2007. Wanita Indonesia Rentan Kena Kanker Rahim. (Online). (http:// www.rmexpose.com). Diakses tanggal 26 Juni 2008
Anoymous.2005. Sari buah merah yang belakangan diketahui dapat menyembuhkan berbagai penyakit. (Online). (http://www.jokam.com/jokam_plugins/forum/forum.php). Diakses tanggal 21 Juni 2008
Illen, Bagoes.2007.Ada Harapan Dari Sari Buah Merah.(Online).(http://students.ukdw.ac.id/~22053818/isi.html). Diakses tanggal 19 Juni 2008
Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia
Mangan, Yelia.2005. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Redaksi Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah.
Penebar Swadaya. Jakarta. 105 hlm
http://zaifbio.wordpress.com/category/dasar-dasar-ilmu-gizi/
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to "BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH ALTERNATIF PENYEMBUH KANKER RAHIM"
Posting Komentar