Pengenalan dna sebagai alat penyandi protein di tubuh manusia dan berbagai konsep dasar genetika seperti gen, kromosom dan pasangan basa
Konsep
Rekayasa genetika adalah pengubahan bahan genetik dengan masuk secara langsung ke dalam proses genetik dengan tujuan menghasilkan zat baru atau memperkuat fungsi organisme yang telah ada. Ini sebuah cabang biologi yang masih sangat muda, menarik dan kontroversial lo. Dalam satu hal, dia menawarkan kemungkinan penyembuhan terhadap banyak sekali penyakit dan peningkatan bahan-bahan yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Harapan atas manfaat rekayasa genetik ini disimbolkan lewat adanya Human Genome Project, sebuah kerjasama internasional untuk mengelompokkan semua gen yang dimiliki kita, spesies manusia. Di sisi lain, dia juga punya potensi menakutkan. Ia bisa disalah gunakan untuk pengendalian populasi seperti yang direncanakan oleh Nazi, atau pembuatan virus mematikan untuk menghabisi umat manusia. Hiiiy, serem. Dan kemungkinan bahaya ini juga disimbolkan oleh sebuah konsep mengagumkan yang dimunculkan oleh rekayasa genetika. Namanya Kloning.
Bagaimana cara kerjanya
DNA
Kalau kita membahas genetika, pastinya tidak akan lari dari DNA. DNA adalah singkatan dari Deoxyribonucleic acid, yang bahasa indonesianya, asam deoksiribosa. DNA ini adalah molekul yang mengandung kode genetika untuk pewarisan. DNA tinggal di kromosom. Kromosom itu adalah struktur mirip benang yang bersemayam di inti sel. Seperti kita tau, inti sel adalah pusat pengendali dari setiap sel yang ada pada semua mahluk hidup. Nah, kromosom ini sendiri terdiri dari gen-gen, yang membawa kode untuk membuat protein. Dan yang namanya protein, itu luar biasa jenisnya. Ada ribuan macam protein, dan ia menjadi penyusun sebagian besar berat tubuh kering kita. Yup, tubuh kita kan juga tersusun oleh cairan loh. Jadi kalau manusia cairannya dibuang semua, tinggal keringnya (emang ikan asin) maka sebagian besar beratnya diberikan oleh protein.
Walaupun ia merupakan pusat dari kemajuan modern di bidang penelitian genetika, tapi DNA sebenarnya sudah ditemukan 130 tahun lalu loh. Penemunya seorang biokimiawan Swiss bernama Friedrich Miescher (1844 – 1895). Pada tahun 1869, beliau berhasil mengisolasi sebuah zat, yang mengandung nitrogen dan fosfor, yang terpisah menjadi sebuah protein dan sebuah molekul asam. Ia menyebutnya asam nukleat, dan dalam asam inilah dia menemukan DNA. Tapi, waw, 74 tahun kemudian, barulah para ilmuan sadar bahwa DNA memiliki fungsi yang sangat penting.
Tahun 1944, sebuah tim peneliti yang dipimpin seorang bakteriolog Amerika (tapi lahir di Kanada) bernama Oswald Avery (1877 – 1955) menemukan kalau dengan mengambil DNA dari sejenis bakteri dan memasukkannya ke bakteri temennya, temennya ini bakalan memiliki sifat sama dengan dia. Wah, seperti kamu pengen temen kamu jadi kayak kamu, lalu kamu ganti DNA dia dengan DNA kamu. Umm, tapi ini Cuma perumpamaan sih. Bakteri kan bersel satu, jadi DNAnya bisa dipindah gitu aja. Lha manusia, selnya triliunan, emang mau dipindah satu-satu? Keburu ko’it dongsumber:http://www.faktailmiah.com/2010/06/24/konsep-rekayasa-genetika.html
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER
0 Response to " "
Posting Komentar