Analisa Gigi Menunjukkan, Manusia Modern Lebih Lambat Dewasa daripada Neanderthal


 Perpanjangan kedewasaan manusia ini telah memfasilitasi pembelajaran tambahan dan kognisi kompleks, memberi keuntungan lebih daripada sepupu Neanderthal mereka.

Pemeriksaan terbaru dengan metode canggih pada gigi dari 11 fosil Neanderthal dan manusia awal menunjukkan bahwa manusia modern lebih lambat untuk mencapai kedewasaan penuh daripada nenek moyang kita. Temuan ini menunjukkan bahwa secara karakterisitik pengembangan kita yang lambat serta masa kanak-kanak yang panjang, merupakan temuan yang yang baru dan unik bagi spesies kita sendiri, dan mungkin telah memberikan manusia purba keuntungan evolusioner dari Neanderthal.
Penelitian ini, yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Harvard, Institut Max Planck untuk BiologiEvolusi (MPI-EVA), dan European Synchrotron Radiation Facility (ESRF), secara rinci dideskripsikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
“Gigi merupakan catatan waktu yang luar biasa, menangkap setiap hari pertumbuhan sebagaimana cincin pada pohon mengungkapkan kemajuan tahunan,” kata Tanya M. Smith, asisten profesor biologi evolusi manusia di Harvard. “Bahkan yang lebih mengesankan adalah kenyataan bahwa geraham pertama kita berisi ‘akte kelahiran’ kecil, dan dengan menemukan barisan tanda lahir ini memungkinkan para ilmuwan menghitung persis berapa usia remajanya ketika ia meninggal.”
Dibandingkan dengan manusia purba, kehamilan primata lain lebih pendek, kedewasaan anak lebih cepat, usia muda pada reproduksi pertama, dan usia secara keseluruhan lebih pendek. Ini sudah jelas kapan tepatnya, dalam 6 sampai 7 juta tahun evolusi kita sejak berpisah dari primata non-manusia, perjalanan hidup bergeser.


Pencitraan sinkrotron state-of-the-art pada rahang atas kecil anak Neanderthal memungkinkan ilmuwan menghitung garis pertumbuhan kecil di dalam gigi geraham pertama dan menentukan bahwa ia meninggal pada usia 3 tahun. (Fosil kredit: Université de Li?ge, Belgia; Foto kredit: Graham Chedd, Paul Tafforeau, Tanya Smith)
Smith beserta rekan-rekannya menemukan bahwa pertumbuhan gigi Neanderthal muda – mewakili pengembangan secara keseluruhan – secara signifikan lebih cepat daripada spesies kita sendiri, termasuk beberapa kelompok paling awal manusia modern yang meninggalkan Afrika sekitar 90.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa perpanjangan masa kecil memiliki perkembangan yang relatif baru.
Studi ini menambah bukti yang semakin kuat bahwa perbedaan perkembangan halus ada di antara kita dan sepupu Neanderthal kita. Urutan terakhir dari genom Neanderthal telah memberi petunjuk genetik yang menekankan pada perbedaan perkembangan tengkorak dan rangka di antara Neanderthal dan manusia modern.
Studi saat ini melibatkan beberapa anak-anak Neanderthal yang paling dikenal yang pernah ditemukan, termasuk fosil hominin pertama, ditemukan di Belgia pada musim dingin tahun 1829-1830. Individu ini diperkirakan sebelumnya, berdasarkan perbandingan dengan manusia modern, telah mati pada usia 4-5 tahun. Sekarang, sinar-X sinkrotron yang kuat serta ritme biologis di dalam giginya telah mengungkapkan bahwa anak itu hanya berusia tiga tahun ketika ia mati.
Sementara menghitung baris di gigi bukanlah metode yang baru, Smith mengatakan, melakukan “vistualisasi” ini menggunakan tomografi sinkrotron penghitungan mikro.
“Metode-metode baru ini menyajikan kesempatan unik untuk menilai asal-usul kondisi manusia secara fundamental: pergeseran yang belum menguntungkan dari suatu strategi primitif ‘cepat hidup dan mati muda’ ke arah strategi ‘lambat dan tumbuh hidup lama’, telah membantu membuat manusia menjadi salah satu organisme yang paling sukses di planet ini,” kata Smith. Perpanjangan kedewasaan manusia ini telah memfasilitasi pembelajaran tambahan dan kognisi kompleks, yang mungkin memberikan keuntungan lebih bagi Homo sapiens awal daripada sepupu Neanderthal mereka.
Penulis pendamping Smith adalah Paul Tafforeau dari ESRF; Donald J. Reid dari Universitas Newcastle; Joane Pouech dari MPI-EVA dan ESRF; Vincent Lazzari dari MPI-EVA, ESRF, dan Institut Internasional Paleoprimatologi dan Paleontologi Manusia; John P. Zermeno dari Harvard; Debbie Guatelli-Steinberg dari Universitas Ohio State; Anthony J. Olejniczak dari MPI-EVA dan Centro Nacional de Investigacion sobre la Evolución Humana; Almut Hoffman dari Museum für Vor- und Frühgeschichte; Jakov Radov?i? dari Museum Sejarah Alam Kroasia; Masrour Makaremi dari Universitas Bordeaux II; Toussaint Michel dari Service Publique de Wallonie; Chris Stringer dari Museum Sejarah Alam Inggris, dan Jean-Jacques Hublin dari MPI-EVA.
Pekerjaan ini didanai oleh Max Planck Society, ESRF, dan Harvard.
Sumber Artikel: Analysis of teeth suggests modern humans mature more slowly than Neanderthals did(physorg.com)
Kredit: Harvard University
Informasi lebih lanjut:
Tanya M. Smith, Paul Tafforeau, Donald J. Reid, Joane Pouech, Vincent Lazzari, John P. Zermeno, Debbie Guatelli-Steinberg, Anthony J. Olejniczak, Almut Hoffman, Jakov Radov?i?, Masrour Makaremi, Michel Toussaint, Chris Stringer, Jean-Jacques Hublin. Dental evidence for ontogenetic differences between modern humans and NeanderthalsProceedings of the National Academy of Sciences, 2010; DOI: 10.1073/pnas.1010906107

0 Response to "Analisa Gigi Menunjukkan, Manusia Modern Lebih Lambat Dewasa daripada Neanderthal"

Posting Komentar